Pamekasan, NU Online
Menjadi orang baik, tidak sulit. Sebab, diam saja tanpa berbuat apa-apa sudah termasuk kategori orang baik. Tidak pernah usil dengan urusan orang lain dan ibadahnya cakep, itu sudah baik. Karena itu, menjadi orang baik saja, tidak cukup. Namun perlu ada ikhtiar untuk menjadi orang yang bermanfaat.
Hal tersebut diungkapkan oleh Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch Eksan saat menjadi pemateri dalam acara Seminar Nasional di Aula STAIN Pamekasan, Jawa Timur, Rabu (2/5).
Menurutnya, orang yang bermanfaat bagi sesama nilainya sangat besar di hadapan Allah. Bahkan barometer paling baiknya manusia ditakar dari seberapa besar manfaat yang dia berikan pada orang lain.
“Sesuai dengan hadits nabi bahwa paling baiknya manusia adah yang paling bermanfaat untuk sesamanya,” tukas Eksan.
Dikatakan Eksan, untuk menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain butuh perjuangan, pengorbanan dan sebagainya. Setiap individu bisa memberi manfaat sesuai dengan posisinya masing-masing. Contohnya guru, bisa memberi manfaat dengan ilmunya, dan itu tidak mudah. Sebab untuk menjadi seorang guru, tahapannya cukup panjang.
”Menjadi guru adalah pemberi manfaat yang cukup penting. Kenapa? karena gurulah yang mencetak SDM untuk mengelola negara ini,” lanjutnya.
Walaupun demikian, menjadi guru terkadang nasibnya kurang bagus. Sebab, imbalan yang didapat tak jarang jauh dari kata cukup. Eksan sendiri mengaku pernah menjadi guru Madrasah Aliyah di Jember. Bahkan ketika itu, ia mengajar 58 jam dalam seminggu dengan sekian mata pelajaran, mulai dari bahasa Arab, Sosiologi, Ekonomi hingga Tata Negera.
“Honornya kecil, tapi tetap saya jalani, karena saya ingin memberi manfaat dengan ilmu saya. Soal rezeki, Allah bisa beri lewat jalan lain. Dan apa yang saya capai saat ini (anggota DPRD Jawa Timur), mungkin juga barokah dari saya yang ngajar dan do'a murid-murid,” urainya. (Aryudi Abdul Razaq/Muiz)