Daerah

Mengelola Organisasi NU Bisa Mengacu Analisis SWOT

Kam, 9 Juli 2020 | 17:30 WIB

Mengelola Organisasi NU Bisa Mengacu Analisis SWOT

Wakil Rais Syuriyah PCNU Subang KH Musyfiq Amrullah saat berbicara pada rapat pleno PCNU Subang. (Foto: NU Online/Aiz)

Subang, NU Online
Pelaksanaan dan pengelolaan organisasi NU bisa mengacu pada istilah atau konsep manajemen yang cukup terkenal, yaitu analisis SWOT. Cara ini berguna untuk membaca situasi dan kondisi dengan berpedoman pada Strengths (kekuatan), Weaknesses (kelemahan), Opportunities (peluang) dan Threats (ancaman). 


Pernyataan ini disampaikan Wakil Rais Syuriyah PCNU Subang, KH Musyfiq Amrullah, dalam sambutan pembukaan dan pengarahan Rapat Pleno PCNU Subang yang digelar di aula Kantor PCNU setempat, Selasa (7/7).


“Dalam mengelola PCNU Subang kita bisa melihat Strengths (kekuatan) NU Subang, berupa jumlah pengurus dan jamaah NU yang terbilang sangat besar,” ucap pria yang pernah menjadi Ketua PCNU Subang selama dua periode itu.


Ditambahkan, banyaknya jumlah pengurus NU di Subang bisa dilihat dari struktur pengurus yang punya perwakilan di seluruh kecamatan. Bahkan, sampai tingkat ranting atau desa.


“Jarang sekali ada organisasi yang pengurusnya hampir ada di setiap desa di Kabupaten Subang,” sambung Kiai Musyfiq.


Pengasuh Pesantren At-Tawazun Kalijati ini menambahkan, jamaah NU di Subang juga terbilang banyak. Paling tidak, diukur dari sisi amaliyahnya. Sebab, rerata umat Islam di Kabupaten Subang selalu mengadakan sejumlah kegiatan yang menjadi ciri khas NU seperti tahlilan, ziarah kubur, muludan, rajaban, dan sebagainya.


Selain itu, kata dia, pesantren di Subang yang berjumlah kurang lebih 400-an itu sebagian besar berafiliasi kepada NU. Karena para pengasuhnya menjadi jamaah bahkan menjadi pengurus NU mulai dari tingkat ranting hingga cabang.


Tiga zona pesantren
Menurut Kiai Musyfiq, pesantren di daerahnya terbagi atas tiga zona. “Berbicara pesantren, saya lihat di Subang terbagi dalam tiga zona, yaitu zona hijau, zona kuning, dan zona merah,” ujarnya.


Zona hijau, adalah pesantren yang ada pengasuhnya, lahannya luas, dan santrinya banyak. Sedangkan pesantren yang berada di zona kuning adalah pesantren yang ada pengasuhnya, ada santrinya tapi lahannya sempit. Sementara gedungnya sudah tidak muat untuk tidur santri.


“Atau ada pengasuhnya, lahannya masih sedikit, gedungnya minimalis dan santrinya masih belum banyak,” paparnya.


Sementara itu, lanjut dia, pesantren yang masuk wilayah zona merah adalah pesantren yang pengasuhnya sudah meninggal, santrinya tidak ada, dan lahan serta gedung pondoknya pun tidak kelihatan.


Setelah berbicara Strengths (kekuatan), Kiai Musyfiq melanjutkan dengan Weaknesses (kelemahan) NU di Kabupaten Subang berdasarkan hasil pengamatannya. Di antaranya adalah jumlah jamaah NU yang terhitung banyak itu masih belum bisa untuk di-jam`iyah-kan atau dijadikan sebagai pengurus NU.


“Ada juga jamaah yang sudah masuk jadi pengurus. Akan tetapi, merasa dirinya bukan pengurus. Atau sudah jadi pengurus tapi belum bisa mengikuti arah dan kebijakan NU mulai dari PB hingga cabang,” ungkapnya.


Lalu, Opportunities (peluang), sambung Kiai Musyfiq, adalah kekuatan jumlah anggota NU yang berpotensi untuk dikonsolidasikan dan didayagunakan demi mencapai kemajuan dan kemaslahatan masyarakat khususnya warga NU. 


Threats atau ancamannya adalah mulai bermunculnya pihak-pihak yang mencoba mengganggu prinsip dasar NU dalam mengawal amanah wathaniyah (kebangsaan) dan diniyah (keagamaan),” tandasnya.


Ikuti AD/ART
Sementara itu, Ketua PCNU Subang KH Satibi menyampaikan, salah satu tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah selain mengikuti aturan AD/ART yang mengharuskan untuk menggelar rapat pleno setiap enam bulan sekali, juga diharapkan bisa menjadi wasilah dalam meningkatkan semangat perjuangan organisasi.


“Salah satu pembahasan yang kita musyawarahkan dalam rapat pleno ini adalah restrukturisasi pengurus. Karena ada beberapa pengurus yang sudah meninggal dunia,” imbuhnya.


Dalam kegiatan rapat pleno tersebut, PCNU Subang, lembaga berikut banomnya melaporkan sejumlah kegiatan yang sudah dilaksanakan. Selain itu, juga beberapa program yang rencananya akan dilaksanakan berdasarkan waktu yang sudah ditentukan.


Kontributor: Aiz Luthfi
Editor: Musthofa Asrori