Semarang, NU Online
Mengabdi kepada Nahdlatul Ulama (NU) bisa dilakukan di mana saja, kapan saja dan siapa saja dengan tidak harus menjadi pengurus. Pengabdian bisa dilakukan secara langsung di tengah-tengah masyarakat di luar struktural organisasi.
Pengasuh Pondok Pesantren Girikusomo Banyumeneng Mranggen Demak, KH Muhammad Munif Zuhri mengatakan secara organisatoris NU itu lentur, warganya bisa berperan memberikan kontrbusi kepada organisasi dan bangsa ini tanpa harus melalui jalur struktural NU alias bisa dilakukan secara mandiri.
“Para kiai di pedesaan dan perkampungan yang setiap hari memberikan bimbingan keagamaan kepada masyarakat atau jamaah tentang ajaran Islam yang disampaikan para salafus sholeh merupakan bagian dari pelaksanaan perjuangan NU,“ ujar Kiai Munif saat menyampaikan ceramah Halal bi halal dan Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah NU, di kampus III Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas), Ahad (15/7).
Menurutnya, mereka setiap hari melakukan itu kadang-kadang tanpa sepengetahuan pengurus NU. Mereka dengan suka rela membimbing masyarakat, karena panggilan jiwa untuk menyelamatkan akidah umat agar tetap berada dalam bingkai akidah yang diajarkan Nabi Muhammad SAW.
Oleh karena itu, lanjutnya, para pengurus NU mulai dari pusat hingga yang paling bawah hendaknya memperhatikan kerja-kerja sukarela yang dilakukan oleh para kiai kampung bersama jamaahnya.
Menurut Kiai Munif, mereka harus didorong, didukung dan dikembangkan gerakannya oleh pengurus NU, sehingga menjadi gerakan masif yang pada akhirnya dalam kondisi dan situasi apapun warga NU atau nahdliyin selalu ingat, sekaligus mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang disampaikan oleh Nabi Muhammad SAW dan dilanjutkan oleh para sahabat serta ulama-ulama hingga sekarang.
“Inilah jasa besar para ulama NU yang dengan tekun dan penuh tanggung jawab melestarikan ajaran-ajaran nabi Muhammad SAW,“ tutur Kiai Munif.
Koordinator Humas Panitia Halal Bihalal dan Silaturahim Ngumpulke Balung Pisah NU H Agus Fathuddin Yusuf mengatakan, kegiatan semacam ini merupakan upaya warga NU di Semarang untuk menggalang potensi warga NU yang berada di luar struktur NU untuk disinergikan dengan potensi-potensi yang berada di struktural NU.
“Potensi warga NU yang tersebar di mana-mana jangan sampai ada yang tidak dioptimalkan, melalui forum ini diharapkan seluruh potensi yang belum tersentuh bisa disinergikan dan dikontrubusikan dalam wadah NU,” ujarnya.
Kegiatan ini dihadiri para pengurus NU di Semarang dan para eksponen NU di luar dengan latar belakang berbagai profesi. (Samsul/Muiz)