Mencari Barokah Guru Sama Penting dengan Mencari Ilmu
NU Online Ā· Selasa, 11 Juni 2019 | 10:30 WIB
Buleleng, NU Online
Menjadi orang pintar dan memahami ilmu agama secara mendalam adalah tugas mahasantri di Institut Pesantren KH Abdul Chalim (IPKHAC) Mojokerto, Jawa Timur. Sebab tugas mereka memang untuk menimba ilmu sebanyak-banyaknya untuk bekal hidup dan kejayaan NU.
Hal tersebut diungkapkan Koordintor Wilayah IV Pengurus Pusat Pergunu (wilayah Bali, NTB dan NTT), Lewa Karma saat memberikan sambutan dalam Halal bi Halal Mahasantri IPKHAC PP Amanatul Ummah dengan Pergunu Bali di kediaman H Maksum Amin, kavling Jalak Putih Kelurahan Banyuasri, Kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng, Bali, Ahad (10/6).
Menurut Lewa, puluhan mahasantri yang dikirim PW Pergunu Bali untuk belajar di IPKHAC Mokoerto dengan beasiswa merupakan bagian dari upaya untuk mencetak kader NU yang mumpuni, karena selama ini Bali memang kekurangan SDM (sumber daya manusia). Oleh karena itu, para mahasantri tersebut harus fokus dalam melaksanakan tugasnya agar misi beasiswa tercapai.
āTapi jangan lupa bahwa apapun yang terjadi di pondok dan kampus,Ā prinsipnya tidak boleh lupa dengan tujuan utama, yaitu mencari ilmu dan mencari barokah kiai,ā tukasnya.
Lewa mengingatkan bahwa mencari barokah kiai tak kalah pentingnya dengan mencari ilmu itu sendiri. Sebab, barokah guru dan kiai merupakan unsur penting dalam memperoleh ilmu yang bermanfaat. Kenyataannya, banyak orang pandai, tapi ilmunya tidak barokah, dalam arti tidak bemanfaat sebagaimana lazimnya.
āYang ada,Ā malah kecakapan mereka, kepandaian merekaĀ bukan untuk kemashlahatan umat tapi justru melahirkan kegaduhan di tengah-tengah masyarkat. Bukan karena mereka tidak pandai, tapi ilmunya tidak barokah,ā ucapnya.
Di bagian lain, Lewa menyatakan bersyukur kepada Allah atasĀ bantuan beasiswa yang diberikan kepada kaderĀ NU Bali.Ā Dikatakannya, KH Asep Saefuddn Abdul Chalim selaku pemberi beasiswa, layak menjadi teladan karenaĀ komitmennya yang tinggi dalam mencetak kader NU yang qualified. Langkah besar kiai asal Mojokerto itu kelak akan menghasilkan mutiara-mutiaraĀ yang sangat berharga bagi masa depan NU dan bangsa.
Halal bi halal tersebut berjalan dalam suasana yang cukup akrab. Selain dihadiri oleh kader NU Buleleng, juga tampak hadir sejumlah perwakilan wali/orang tua mahasantri dari Kabupaten Klungkung dan Karangasem. (Red: Aryudi AR).
Terpopuler
1
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
2
Gus Yahya: NU Bergerak untuk Kemaslahatan Umat
3
Munas Majelis Alumni IPNU Berakhir, Prof Asrorun Niam Terpilih Jadi Ketua Umum
4
Ketum PBNU Resmikan 13 SPPG Makan Bergizi Gratis di Lingkungan NUĀ
5
PPATK Tuai Kritik: Rekening Pasif Diblokir, Rekening Judol Malah Dibiarkan
6
Di Tengah Fenomena Bendera One Piece Badan Siber Ansor Ajak Generasi Muda Hormati Merah Putih
Terkini
Lihat Semua