Daerah

Masjid Butuh, Saksi Penyebaran Islam di Sragen

NU Online  ·  Jumat, 21 Maret 2014 | 06:29 WIB

Sragen, NU Online
Masjid Butuh terletak kecamatan Plupuh kabupaten Sragen. Masjid di tepi sungai Bengawan Solo itu merupakan masjid pertama yang berdiri di Sragen pada abad ke-16. Karena itu, masjid tertua di Sragen atau Sukowati ini menjadi pusat penyebaran Islam di Sragen dan sekitarnya.
<>
Keberadaan masjid tak jauh dari Makam Ki Ageng Butuh dan petilasan Joko Tingkir atau Sultan Hadi Wijaya yang dipercaya sebagai tokoh pendiri Sragen. Setelah dibangun, masjid dipakai untuk syiar Islam.

"Konon dari Masjid Agung Butuh itulah penyebaran agama Islam kali pertama di wilayah Sragen dimulai. Sedangkan Ki Ageng Butuh adalah ayah Joko Tingkir atau Sultan Hadiwijaya yang juga Raja Pajang,” ujar Dewi salah satu penduduk setempat, Kamis (20/3).

Bangunan luar masjid memang sudah sering direnovasi, namun bangunan utama masih utuh dipertahankan seperti aslinya. Bangunan utama berciri khas saka (tiang) dari kayu jati ukuran besar. Sedangkan bangunan serambi berupa tembok yang melingkari bangunan utama, imbuh Dewi.

Lebih lanjut ia mengatakan, Masjid Butuh dibangun setelah Masjid Agung Demak rampung sehingga masjid ini disebut-sebut sebagai masjid kedua setelah masjid Demak. Di dekat masjid itu dulu terdapat Bandar (pelabuhan perahu) untuk lalu lintas perdagangan.

Selain itu juga terdapat peninggalan bersejarah berupa sampan yang pernah digunakan Pangeran Joko Tingkir untuk berlayar menyusuri Sungai Bengawan Solo. (Ahmad Rosyidi/Alhafiz K)