Daerah

Mantan Ketua Dewan Kandidat Kuat Ketua PCNU

NU Online  ·  Jumat, 8 Oktober 2004 | 11:01 WIB

Tulungagung, NU Online
Jika tidak ada aral melintang, Sabtu-Ahad (9-10/10)  ini, PCNU Tulungagung bakal menggelar Konferensi Cabang (Konfercab). Bertempat di Pondok Pesantren Hidayatul Mubtadi’in Ngunut Kecamatan Ngunut, forum musyawarah tertinggi NU di tingkat Kabupaten/Kota tersebut dirancang untuk menentukan pimpinan PCNU (Ketua Tanfidziyah dan Rois Syuriah) sekaligus merumuskan kebijakan-kebijakan strategis periode lima tahun mendatang.

Sejumlah kandidat tengah bersaing ketat. Diantaranya mantan Ketua DPRD Tulungagung H. Chamim Badruzzaman,  Ketua PCNU Drs. H. Mungin Arif, Ketua Majelis Wakil Cabang (MWC) NU Ngantru Drs. H. Maksum Farid dan Wakil Ketua PCNU Drs. H. Achmad Patoni.

<>

Keempat calon kini terus ‘bergerilya’ untuk mendapatkan dukungan sebanyak-banyaknya dari para pengurus MWC dan ranting-ranting. Tercatat ada 19 MWC dan 271 ranting  NU di Kabupaten Tulungagung yang diperebutkan suaranya. Selain dari jajaran PCNU, suara mereka (MWC dan ranting) begitu penting bagi para kandidat, karena akan menjadi penentu pada waktu berlangsungnya  pemilihan Ketua PCNU.

Perkembangan terakhir menunjukkan, H. Chamim Badruzzaman, yang pernah memimpin NU Tulungagung selama dua periode berturut-turut (1989-1994 dan 1994-1999), diprediksi bakal memperoleh suara terbanyak. Dia diperkirakan dengan mudah menyisihkan tiga kandidat lainnya.

Sebagian besar MWC dan ranting nampaknya akan  mengarahkan dukungannya kepada H. Chamim. Menurut pengakuan mantan Ketua MWC NU Karangrejo, Zainudin Asy’ari, saat ini 15 dari 19 MWC NU di Tulungagung akan mendukung pengusaha konveksi itu menjadi Ketua PCNU.

Ke-15 MWC NU itu antara lain, Tulungagung, Kedungwaru, Boyolangu, Ngunut, Sumbergempol, Rejotangan, Kalidawir, Pucanglaban, Tanggunggunung, Campurdarat, Bandung, Besuki, Kauman, Pagerwojo dan Karangrejo sendiri. Sementara ranting-ranting di wilayah MWC tersebut, meski punya hak pilih sendiri, diperkirakan juga akan memberikan suaranya kepada H. Chamim. Sedangkan suara 4 MWC dan ranting lainnya menyebar di tiga kandidat, yakni Drs. H. Mungin Arif, Drs. H. Achmad Patoni dan Drs. H. Maksum Farid.

Dikatakan Zainudin, alasan MWC dan ranting NU cenderung mendukung H. Chamim, karena mereka saat ini sangat merindukan adanya perubahan kepemimpinan di tubuh PCNU.  “Selain itu, MWC dan ranting juga menginginkan munculnya figur pemimpin yang bisa menyelamatkan institusi NU dari ‘kehancuran’ akibat diseret-seret dalam kegiatan politik praktis saat Pilpres I dan II,”tandasnya.

Djelaskan Zainudin, pernyataannya itu bukan sekedar omong kosong. Dirinya punya bukti kuat  bahwa pada Pilpres beberapa waktu lalu, NU secara kelembagaan telah dimanfaatkan oleh elite PCNU untuk kepentingan politik sesaat, guna mendukung salah satu pasangan Capres-Cawapres.

Hal itu juga dibenarkan Sekretaris MWC NU Ngunut, Imam Ansori. Dia melihat, sebelum dan  selama Pilpres I dan II, PCNU Tulungagung dengan jelas telah digiring ke arah politik praktis. Bahkan hal itu dilakukan dengan menggunakan lembaga formal NU. Sehingga terkesan,  NU lebih politis dari pada partai politik. “Ini yang tidak kita kehendaki. Makanya kita butuh figur baru yang bisa mengembalikan citra NU di mata umat,”ujar Imam.

Oleh sebab itu, tambahnya, MWC dan ranting menghendaki agar pemimpin NU Tulungagung nantinya bisa membawa organisasi berlambang bola dunia itu berjalan sesuai dengan khittahnya, yakni sebagai organisasi sosial keagamaan, bukan partai politik. Orang yang sesuai mengemban misi adalah H. Chamim. “Apalagi track record H. Chamim selama ini cukup bagus, baik selama menjadi Ketua PCNU maupun Ketua DPRD Tulungagung. Pendeknya, dia bisa mikul duwur mendem jero terhadap NU,”tutur Imam.

Kontributor : Wahid Nasiruddin