Sidoarjo, NU Online
Semenjak berdiri, Madrasah Ibtidaiyah Nadlatul Ulama (MINU) KH Mukmin, hanya mengandalkan informasi dari mulut ke mulut sebagai media promosi. Karena saat itu perkembangan teknologi belum begitu pesat.
Meski begitu, tidak sedikit warga yang mengetahui adanya MINU KH Mukmin. Mereka mengetahui berdasarkan hasil dari penilaian orang tua yang merasa puas dengan pelayanan dan pengajaran di madrasah tersebut.
"Secara otomatis mereka dengan mudah memasukan putranya ke sekolah,” kata Nurul Hamamah, Selasa (27/11). Tak hanya itu, Kepala MINU KH Mukmin Sidoarjo, Jawa Timur ini juga menyebarkan informasi menggunakan baliho ketika ada siswa berprestasi.
Namun seiring dengan berkembangnya waktu dan kemajuan zaman, sekolah kemudian menggunakan cara berbeda. "Yakni dengan memanfaatkan website, media sosial atau Medsos seperti facebook dan instagram," katanya kepada NU Online.
Dirinya menjelaskan sejak dua tahun terakhir menggunakan instagram, ternyata like masyarakat sangat banyak. "Terbukti, ketika kita meng-upload foto-foto kegiatan siswa di instagram, banyak yang menyukai. Karena itu brand kita untuk lebih mendekatkan anatarasiswa, guru dan orang tua,” terangnya.
Hal senada juga disampaikan Humas MINU KH Mukmin, Nur Lena, Ia mengaku dengan menggunakan Medsos, wali siswa dan masyarakat luas bisa mengetahui secara langsung kegiatan baik di dalam sekolah, di luar maupun prestasi siswa.
"Jadi setiap ada momen harus segera dishare atau dibagikan, supaya tidak basi,” ungkapnya.
Dan dengan menggunakan Medsos, sekolah sangat dibantu. “Hubungan sekolah dengan wali murid, ada kegiatan maupun pengumuman, kebanyakan melalui WhatsApp (WA) dan Medsos," jelasnya.
Ia menyebutkan, minimal tiga kali mengirim informasi lewat Medsos, baik pencapaian siswa maupun kegiatan di sekolah. "Dengan Medsos, manfaatnya tak perlu diragukan lagi. Sehingga kita harus memanfaatkannya dengan baik karena Medsos diciptakan untuk meringankan tugas guru," ucapnya.
Menurutnya, selama ini tak ada kendala dalam penggunaan Medsos, hanya saja kekurangannya pada penulisan. "Misal kesalapahaman pada konten khususnya pada bahasa. Adakalanya antara tulisan dengan ucapan kontennya berbeda," tandasnya.
Sekilas Pendirian
MINU KH Mukmin Sidoarjo didirikan tahun 1927 di atas tanah waqaf milik NU. Di mana pimpinan NU waktu itu yakni KH A Bajuri dan KH Chudlori Amir. Pada awal berdiri bernama madrasah Nahdlatul Oelama yang hanya menerima murid laki-laki, sehingga dikenal dengan nama Madrasah Banin.
Pada masa kemerdekaan, madrasah ini pernah dijadikan sebagai markas tentara Hizbullah. Di samping itu sebagian besar kegiatan NU juga dipusatkan di madrasah ini. Sekitar tahun 1960-an madrasah pernah ditempati Mualimin pada siang hari.
Seiring dengan perkembangan zaman akan kebutuhan masyarakat terhadap sekolah Islam, sekitar tahun 1970 an madrasah kemudian menerima murid perempuan dan pada akhirnya diberi nama MINU Kutuk sesuai dengan nama dusun setempat.
Selanjutnya, sekitar tahun 1987 madrasah ini berubah nama lagi menjadi MINU Kiai Hasan Mukmin yang disingkat dengan MINU KH Mukmin, sesuai nama pejuang Kiai Hasan Mukmin yang bertempat tinggal di daerah Sidoarjo dan juga sesuai nama jalan yang berada di depan madrasah ini ini. (Moh Kholidun/Ibnu Nawawi)