Daerah

Maknai Hari Pahlawan, Pemuda Harus Kerja Sama Bangun Indonesia

NU Online  ·  Rabu, 7 November 2018 | 14:00 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa hari lagi, masyarakat Indonesia merayakan Hari Pahlawan. Sebuah peringatan untuk mengenang jasa para pahlawan yang berhasil memerdekakan negara Indonesia dan mempertahankannya dari penjajah.

Setelah puluhan tahun berjalan, yakni dari 1945 hingga 2018, bagaimana pemuda di era sekarang ini dalam memaknai hari pahlawan?

Penasihat Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara Romzi Ahmad kepada NU Online mengatakan, para pemuda harus bekerja sama dalam melanjutkan perjuangan para pahlawan. Sebab, dikatakan Romzi, para pahlawan pun dalam merebut kemerdekaan tidak melakukannya secara individu.

"Sejak dulu tidak ada pahlawan yang berjuang sendiri-sendiri. Perjuangan sesungguhnya itu dilakukan dengan gerilya, yaitu dari basis ke basis, dari akar rumput ke akar rumput yang lain," kata Romzi melalui sambungan telepon, Rabu (7/11).

Menurut Romzi, dalam menerjemahkan kemerdekaan yang telah diperjuangkan oleh para pahlawan itu bukan hanya menduduki posisi strategis di pemerintahan atau membangun karinya di suatu perusahaan, melainkan juga perlu perjuangan di tingkat desa atau kecamatan seperti bersama-sama merawat kebinekaan.

"Perjuangan juga harus dilakukan di akar rumput, misalnya kalau anak-anak NU ngurusi mushala kecil di daerah, merawat kebinekaan di akar rumput," ucapnya

Selain itu, lanjutnya, para pemuda juga bisa mengisinya sesuai dengan profesionalisme atau yang menjadi konsentrasinya, baik dalam hal pendidikan, ekonomi, atau kesehatan.

"Pemuda bersama-sama membangun pendidikan, usaha bersama dalam bidang ekonomi, dan memberikan kesadaran kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kesehatan. Jadi ada kolaborasi-kolaborasi besar yang dilakukan untuk kepentingan masyarakat banyak," jelasnya. (Husni Sahal/Abdullah Alawi)