Karanganyar, NU Online
Madrasah Diniyyah Indonesia yang terletak di Desa Turirejo, Mojogedang, Karanganyar, saat ini mewajibkan para santri putra untuk memakai sarung saat mengaji, karena selain sebagai upaya melestarikan budaya.<>
Hal ini dilatarbelakangi karena tradisi sarungan sudah banyak ditinggalkan khususnya dikalangan anak usia sekolah di Karanganyar.
Eka, salah satu pengajar di Madin Indonesia menerangkan, mungkin di daerah yang lain memakai sarung adalah hal yang biasa, namun di daerah kami khususnya Karanganyar, jarang sekali ditemui anak usia sekolah yang memakai sarung.
“Banyak sekali Madin maupun TPA di Karanganyar, namun sekali lagi hampir tidak ditemui santri yang memakai sarung, bahkan seragam ngajinya pun banyak yang memakai celana karena dinilai lebih praktis,” ungkapnya, Kamis, (8/1).
Padahal, lanjut Eka, menurut kepala Madin, memakai sarung banyak sekali manfaatnya, diantaranya para santri akan lebih hati-hati dalam bertingkah.
Eka menerangkan, jika dengan bercelana mungkin anak akan lebih aktif dalam bertingkah seperti lari-lari, memanjat, dan bercanda dengan rekannya saat mengaji.
“Namun dengan memakai sarung mereka akan berfikir dua kali untuk melakukan hal-hal tersebut dan cenderung lebih kalem (pendiam) sehingga lebih fokus saat menerima pelajaran,” paparnya.
Lebih Jauh, harapannya dengan pembiasaan memakai sarung, kelak jika mereka dewasa tidak canggung lagi untuk memakainya dan menghilangkan stigma bahwa orang yang menggunakan sarung sebagai kaum tradisional dan tidak sesuai dengan perkembangan zaman,” pungkas Eka. (Ahmad Rosyidi/Fathoni)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua