Daerah

Ma’arif Bondowoso Kecam Tragedi Meninggalnya Guru di Sampang

NU Online  ·  Sabtu, 3 Februari 2018 | 01:30 WIB

Ma’arif Bondowoso Kecam Tragedi Meninggalnya Guru di Sampang

Warga mengantar jenazah Ahmad Budi Cahyono menuju pemakaman

Bondowoso, NU Online
Meninggalnya Ahmad Budi Cahyono, guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 1 Torjun Sampang akibat dianiaya muridnya sendiri, menyisakan keprihatinan mendalam. Ini menunjukkan rendahnya karakter peserta didik. 

Ketua Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma'arif NU Kabupaten Bondowoso Mohammad Marzuqi sangat menyayangkan serta mengecam keras kejadian tersebut. “Kejadian ini menunjukkan masih rendahnya karakter siswa,” katanya, Jumat (2/2).

Meskipun hal ini bersifat kasuistik, namun cukup memberikan gambaran kurang seriusnya sekolah menanamkan karakter kepada siswa, lanjutnya saat ditemui di kantor PCNU setempat.

“Oleh karenanya ini pekerjaan rumah di dunia pendidikan dalam menanamkan karakter perlu digarap dengan serius,” tandasnya. Budi pekerti, tata krama, sopan santun dan segudang akhlak untuk membentuk karakter siswa sudah menjadi keniscayaan yang harus dilakukan sekolah secara terprogram dan massif, lanjutnya.

Sekolah harunya sebagai agen of change atau agen perubahan. Karenanya harus mampu mengubah masa depan generasi muda untuk kehidupan mendatang. “Karena  mereka adalah pengganti pemimpin bangsa dan diharapkan membangun negeri ini dengan karakter kuat sebagai bangsa yang beradab dan bermartabat,” tandasnya.  

Marzuqi berharap kejadian di Sampang tidak terulang kembali. Karenanya sekolah dan madrasah dapat menciptakan budaya dan pembiasaan yang mampu mendorong serta mengembangkan pembentukan karakter siswa. “Di samping itu, setiap program pembelajaran di dalamnya sudah dimasukkan nilai karakter bangsa yang baik dan luhur,” pungkasnya. (Ade Nurwahyudi/Ibnu Nawawi)