Tidak mempunyai basik ilmu akutansi dan ekonomi ternyata tidak menjadikan halangan bagi M. Kurdi untuk meraih sukses menjadi seorang pengusaha. Berkat kerja keras dan kegigihannya, kini Kurdi menjadi juragan rajungan yang memasarkan hasil tangkapannya sampai ke luar negeri dan membuat aneka olahan rajungan.<>
Nama M. Kurdi di kalangan nelayan Kabupaten Probolinggo dan Pasuruan sudah cukup dikenal. Maklum saja, usahanya menyuplai kebutuhan rajungan sudah merambah ke luar pulau bahkan sampai ke luar negeri.
Di hari-hari biasa ia mampu menjual 4-5 kuintal rajungan. Bahkan, di saat lagi musim-musimnya rajungan dan cuaca mendukung, ia bisa menjual sekitar 1 ton rajungan. Rajungan-rajungan itu dikirim ke Gresik untuk kemudian dipasarkan lagi sampai ke Amerika.
“Usaha ini sudah saya tekuni sejak tahun 1993, waktu itu merintisnya dari nol dan Alhamdulillah mampu berkembang hingga menjadi seperti saat ini,” ujar putra pasangan Mansur dan Torimah asal Bangkalan ini.
Selain kerja keras, pria yang akrab disapa Kurdi ini memaparkan kunci suksesnya saat ini tidak terlepas dari didikan pesantren dulu. Ia mengaku pernah mondok selama 6 tahun di Pesantren Sidogiri, Kraton Kabupaten Pasuruan mulai tahun 1970.
Waktu itu, Kurdi kecil baru saja lulus dari Sekolah Rakyat (SR) atau setara dengan Sekolah Dasar (SD). Saat itu hanya mondok tanpa masuk Madrasah Tsanawiyah (MTs), sebab kala itu belum ada MTs di tempatnya mondok.
“Saat kecil, ekonomi keluarga memang pas-pasan, meskipun begitu orang tua saya bertekad untuk tetap memondokkan saya ke Sidogiri. Tentu saja, dengan tujuan agar nantinya bisa menjadi orang yang bermanfaat,” ungkap bapak satu putra dan tiga putri ini.
Kurdi sendiri dikenal sosok yang cerdas dan ulet. Usai lulus dari pesantren, ia lantas dipercaya menjadi guru Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Bondowoso dan di Desa Mlaten Kecamatan Nguling Kabupaten Pasuruan. Saat mengajar itulah, Kurdi bertemu dengan Umu Kulsum (alm) yang lantas ia nikahi.
Sebelum menjadi juragan rajungan seperti saat ini, diceritakan Kurdi jalan hidupnya cukup berliku. Ia awalnya menekuni sejumlah profesi. Mulai dari jadi buruh angkat besi tua di Surabaya, berjualan ikan asin keliling dibanyak daerah mulai di Kabupaten Pasuruan, Probolinggo, Bondowoso, Jember, Malang, Surabaya hingga Sidoarjo.
Lantaran hasil berjualan ikan asin dinilai kurang mencukupi, Kurdi pun banting setir menjadi juragan ikan segar pada tahun 1993. Hal itu menjadi ihwal kesuksesannya saat ini. Saat itu, Kurdi mulai mempunyai karyawan meski jumlahnya sangat terbatas.
Dari bisnis ikan segar, usaha Kurdi berkembang hingga akhirnya menjadi juragan rajungan. Dari jumlah karyawan yang segelintir kini tercatat ia punya ratusan karyawan. Mulai 40 karyawati yang bertugas membersihkan dan mengolah rajungan sampai dengan sekitar 200 karyawan.
Dijelaskan Kurdi, tiap harinya nelayan yang bekerja sama dengannya menyetorkan rajungan kepada dirinya. “Semuanya dimulai dari nol dan butuh kerja keras dengan tekad yang kuat untuk sukses. Kuncinya selalu menjalani dengan bijak dan sabar, karena tidak mudah meraih ini semua seperti membalikkan telapak tangan,” jelasnya.
Kurdi mengaku mempunyai segudang pengalaman pahit dan getirnya menjadi wiraswasta. Mulai dari ditipu orang sampai terkendala faktor cuaca. Namun saat menemui sejumlah kesusahan, ia selalu ingat semua pesan kiainya untuk selalu bersabar menjalani hidup.
Ia juga selalu memegang teguh pesan kiainya untuk selalu patuh kepada orang tua dan juga guru. Dengan kerja keras dan kegigihannya, Kurdi pun kini meraih buah manis meski tidak pernah belajar formal soal akutansi dan ekonomi untuk mengatur usahanya.
“Saya beruntung dulunya saya pernah mondok. Karena banyak manfaat serta pengalaman yang saya dapatkan yang mungkin di tempat pendidikan formal lainnya tidak ada,” pungkasnya. (Syamsul Akbar/Red:Anam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menguatkan Sisi Kemanusiaan di Bulan Muharram
2
Khutbah Jumat: Mengais Keutamaan Ibadah di Sisa bulan Muharram
3
Inalillahi, Tokoh NU, Pengasuh Pesantren Bumi Cendekia KH Imam Aziz Wafat
4
Khutbah Jumat: Muharram, Momentum Memperkuat Persaudaraan Sesama Muslim
5
Khutbah Jumat: Jangan Apatis! Tanggung Jawab Sosial Adalah Ibadah
6
Khutbah Jumat: Berani Keluar Dari Zona Nyaman
Terkini
Lihat Semua