Daerah

LTN Lampung Tengah Selenggarakan Bedah Buku Karya Santri

NU Online  ·  Kamis, 3 Mei 2018 | 12:30 WIB

Lampung Tengah, NU Online
Pimpinan Cabang Lembaga Ta'lif wan Nasyr Nahdlatul Ulama (PC LTN NU) Lampung Tengah, Lampung menggelar bedah buku Santri dan Pendidikan Politik. Kegiatan itu dilaksanakan di Aula kampus Sekolah Tinggi Ilmu Syariah  (STIS) Darus Syafa`ah Gunung Sugih Lampung Tengah, Selasa (1/5).

Narasumber yang dihadirkan dalam kegiatan tersebut di antaranya, Ila Fadilasari selaku editor buku, Imam Kastolani selaku Wakil Sekretaris Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Lampung Tengah. Juga Budi Hadi Yunanto yakni Ketua Komisi Pemillihan Umum Daerah Lampung Tengah dan Rahmat Basuki yang juga Wakil Ketua PC LTN NU setempat.

Ketua Yayayan Darus Syafa`ah, H  Ali Mun`im mengapresiasi bedah buku, sekaligus bangga atas penerbitan maupun proses penyusunan buku. Menurutnya, menulis di kalangan santri merupakan budaya yang sudah melekat sejak dahulu. “Oleh karenanya banyak ulama kita terdahulu menghasilkan karya ataupun tulisan, yang hingga saat ini masih kita pelajari,” katanya saat memberikan sambutan.

Dalam pandangannya, di kalangan Ahlussunnah menulis buku sudah menjadi sebuah budaya sejak zaman dahulu. “Sebut saja Imam Al Ghazaali, seorang ulama yang sangat produktif menulis. Bahkan saking produktifnya, digambarkan biasa menulis hingga 16 halaman setiap hari,” jelasnya. Demikian pula sejumlah ulama yang aktif menulis, lanjutnya.

Sementara itu Ila Fadilasari menjelaskan bahwa salah satu alasan terbitnya buku tersebut untuk mendorong atau memotivasi para santri untuk juga menulis dan mampu menghasilkan karya.

Ila menjelaskan buku tersebut hasil lomba artikel Hari Santri Nasional tingkat nasional tahun 2016, yang telah dilakukan penyeleksian oleh para tokoh yang menjadi dewan juri. "Kebanyakan pesertanya adalah para santri dan orang yang pernah menjadi santri di pesantren," ujarnya.

Lebih lanjut Ila menjelaskan bahwa sudah menjadi sebuah kebiasaan bagi kalangan santri untuk menulis. Sehingga tidak ada alasan bagi santri, mahasiswa ataupun pelajar untuk tidak menulis karena hasil dari tulisan itulah yang nantinya akan tetap hidup meskipun penulisnya sudah tiada.

"Saya ingin mengajak para santri maupun generasi muda agar mampu melahirkan karya yang dapat terus diwarisi oleh anak cucu,” katanya. Karya seputar syiar Islam amat besar manfaatnya bagi umat, apalagi bila pada tulisan itu dibuat  oleh para ahli yaitu para santri, lanjut mantan jurnalis Majalah Tempo itu.

Bedah buku berlangsung semarak dengan tanggapan demikian antusias dari para peserta. Mereka bukan hanya semata dari kalangan santri dan mahasiswa, termasuk pegiat Fatayat, bahkan Muslimat NU juga turut hadir.

Kegiatan juga dirangkai dengan sosialisasi pemilu bagi pemilih pemula. Dan kegiatan ini hasil kerja sama PC LTN NU dengan Gerakan Pemuda Ansor, IPNU-IPPNU, serta KPU Lampung Tengah. (Sunarto/Ibnu Nawawi)