Daerah

LTMNU Apresiasi Pilkada Jatim Tak Jadikan Masjid Tempat Politik

NU Online  ·  Ahad, 1 Juli 2018 | 06:00 WIB

Jombang, NU Online
Ketua Pengurus Cabang (PC) Lembaga Takmir Masjid Nahdlatul Ulama (LTMNU) Jombang Moh Makmun mengapresiasi terhadap perhelatan Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) di Jawa Timur, khususnya di Jombang sendiri, lantaran tak menemui satu pun masjid yang dijadikan sebagai kendaraan politik oleh para pasang calon (paslon) pemimpin di setiap daerahnya.

"Alhamdulillah, mulai sebelum masa kampanye sampai selesai Pilkada, khususnya di Jawa timur termasuk di Jombang, saya melihat tidak ada politisasi masjid," katanya kepada NU Online, Ahad (1/7).

Para calon kepala daerah tidak ada yang memanfaatkan masjid untuk mengeruk suara. Bulan Ramadhan 1439 Hijriyah kemarin menurut dia merupakan puncaknya umat Islam dalam beribadah, hampir semua kegiatan-kegiatan bertumpu di masjid. 

"Alhamdulillah tidak ada politisasi masjid padahal bulan tersebut masih masuk dalam bulan kampanye. Saya melihat pendukung calon kepala daerah membagi takjil tidak di masjid melainkan di jalan," ungkapnya.

Hal ini menurut pandangannya, tidak terlepas dari kesadaran para calon kepala daerah beserta tim sukses dan masyarakat baik takmir masjid maupun jamaah masjid yang tidak menginginkan masjid sebagai tempat politik praktis. Ini, lanjutnya, yang perlu dijaga untuk gelaran Pilkada berikutnya, termasuk Pileg dan Pilpres pada tahun 2019 mendatang.

"Masyarakat Jawa Timur termasuk masyarakat yang tenang, dan tidak ingin ada kekrisuhan dan kerusuhan," tuturnya.

Di samping apresiasi terhadap para politisi yang mengikuti kontestasi di Pilkada serentak 2018 ini, ia juga menilai jamaah masjid dan masyarakat yang lain kian dewasa dan cerdas dalam menghadapi tahun politik. Salah satu buktinya, kata dia, mereka sudah bisa menjaga masjid dari politik praktis.

Dan masyarakat Jawa Timur pada umumnya, papar Makmun, dapat dinilai tidak mudah terbawa arus politisasi masjid. Mereka juga mengetahui posisi manfaat dan fungsi masjid yang tidak untuk kepentingan politik praktis.

"Karena masjid adalah tempat untuk semua umat Islam, apapun pilihan politiknya mereka bisa dengan tenang dan nyaman berada di dalam masjid," ucap pria yang juga salah seorang dosen di Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum (Unipdu) Rejoso Peterongan Jombang ini. (Syamsul Arifin/Muiz)