Daerah

Lingkar Filologi Ciputat Bahas Manuskrip Ulama Kudus

Sel, 30 November 2021 | 00:05 WIB

Lingkar Filologi Ciputat Bahas Manuskrip Ulama Kudus

Ilustrasi manuskrip (Foto: istimewa)

Tangerang Selatan, NU Online
Lingkar Filologi Ciputat (LFC) menggelar Ngobrol Filologi (NGOFI) seri kedua dengan tema Manuskrip Ulama Kudus. Acara ini diselenggarakan pada Sabtu (27/11/2021) secara daring. Narasumber pada acara in adalah Gus Nanal Ainal Fauz, khadim Turats Ulama Nusantara, seorang penulis, dan Wakil Ketua Aswaja Center LBM Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah.

 

Gus Nanal, panggilan akrabnya, mengawali pemaparannya mengatakan bahwa Kudus sebagai Kota Santri menyimpan berbagai manuskrip karya-karya ulama yang terawat hingga saat ini. Paling tidak manuskrip-manuskrip itu ada di 3 pesantren: Pesantren Damaran Kota Kudus, Pesantren al-Yasir Jekulo Kudus, dan Pesantren Manba’ul Falah Dawe Kudus.

 

"Di Pesantren Damaran ini memiliki manuskrip berupa teks ijazah Hadlratusysyaikh KH. Hasyim Asy'ari untuk KH. R. Fauzan bin KH. R. Ma'shum bin KH. R. Sholeh bin KH. R. Asnawi Sepuh Damaran. Dulunya, KH. R. Fauzan pernah nyantri di Pesantren Tebuireng Jombang dan kemudian meneruskan kepengasuhan Pesantren Damaran pasca wafatnya KH. R. Ma'shum. Teks ijazah ini tertanggal pada akhir Ramadan tahun 1351 H atau sekitar tahun 1933 M," ungkapnya.

 

Menurutnya, pesantren ini memiliki jaringan kedekatan dengan pesantren Tebuireng, hal ini dikarenakan adanya hubungan tradisi periwayatan sanad/mata rantai keilmuan yang kuat. Bahkan Hadratussyaikh KH. Hasyim As’yari pernah mengijazahkan kepada KH. R Fauzan dengan ungkapan "Inni qod ajaztu waladi wa qurrata ‘aini raden Fauzan ibn marhum Syaikh Mashum al-Qudsi al-Jawi ay-yarwiya anni  maa tajuzu riwayatuhum shahih al-bukhari wa shahih muslim……" dan ijazah mengenai hizb an-Nawawi. 


Selain itu, ia menjelaskan bahwa di Pesantren al-Yasir banyak menyimpan manuskrip dari pelbagai fan keilmuan Islam, antara lain fan akidah, fiqih, dan tasawuf. Dalam fan akidah ada manuskrip Ummu al-Barahin karya Imam as-Sanusi dan fan fiqih ada Al-Manhaj Al-Qawim karya Al-Haitami, Tarjamah Fathul Muin dengan Bahasa Jawa, dan Fathu al-Qarib karya Ibn Qasim. Sedangkan dalam fan tasawuf ada At-Tuhfah Al-Mursalah karya Muhammad Ibnu Syeikh Fadhlullah Al-Burhanfuri al- Hindi  dan Bahrul Lahut.

 

"Pesantren ini juga memiliki manuskrip dua kitab karya Syaikh Ahmad Dahlan Pacitan, menantu KH. Sholeh Darat Semarang. Pertama, kitab Risalah Hukum Hewan yang Mati Ditembak. Kedua, kitab Natijatul Miqat dalam Ilmu Falak. Di samping dua kitab itu, ditemukan juga kitab karya Syaikh Ahmad Dahlan, yaitu Tuhfatul Mardliyyah fi Tahrir Qiblati Ba'dlil Biladil Islamiyyah tentang arah kiblat di sebagian negara Islam. Hanya saja bukan berupa manuskrip, melainkan cetakan kuno yang diterbitkan di Singapura pada tahun 1317 H atau sekitar tahun 1897 Masehi," tambah Wakil Ketua Aswaja Center LBM PWNU Jawa Tengah. 

 

Ia juga menuturkan, di samping dua pesantren tersebut ada Pesantren Manbaul Falah yang memiliki koleksi manuskrip, diantaranya manuskrip kitab Syarah Jauharatut Tauhid karya Imam al-Laqqani yang ditulis dengan bahasa Jawa oleh Syaikh Syihabuddin bin Abdullah Al-Jawi Asy-Syathori An-Naqsyabandi Ar-Rifa'i pada hari Jumat 7 Sya'ban 1162 H /tahun 1748 M, kurang lebih 120 tahun setelah Imam al-Laqqani wafat (w. 1621 M). Kemudian disalin ulang oleh oleh Qadlinya Kudus, Abu Rahad bin Muhammad Hadi, di Desa Padamaran pada tahun 1190 H/1776 M.

 

Pada akhir acara, Ketua LFC, Faturrahman Karyadi membagikan tips mengenai bagaimana suatu saat memiliki atau menemukan manuskrip, sudah sepatutnya menjaga manuskrip tersebut. Namun, jika tidak memiliki kapasitas menjaganya, maka dapat meminta bantuan kepada Perpustakaan Nasional. Nantinya tim dari Perpusnas akan mengunjungi serta melakukan reservasi naskah fisik ataupun digitalisasi guna penyelamatan manuskrip tersebut. Untuk program digitalisasi sendiri sekarang sudah banyak dilakukan oleh lembaga, di antaranya Puslitbang Lektur Kementrian Agama, Dremsea, dan lembaga lainnya. 

 

Kontributor: Zaenal Karomi
Editor: Kendi Setiawan