Daerah

Lima Kecamatan di Magelang Sangat Membutuhkan Makanan

NU Online  ·  Kamis, 18 November 2010 | 03:35 WIB

Magelang, NU Online
Setelah menempuh perjalanan Tangerang Magelang tim relawan PRNU Binong yang membawa bantuan logistik untuk korban Merapi sampai di lokasi tujuan posko studio FAS FM Ponpes (API) Tegalrejo Magelang pimpinan Gus Yusuf (KH M Yusuf Khudori).
   
Di lokasi posko FAS FM tim relawan diterima oleh Ahmad Sofarul Mustaan (Gus Aan)-koordinator lapangan peduli bencana merapi 2010- dan tanpa terasa mereka berbincang hingga pukul tiga dini hari, demikian laporan yang disampaikan oleh Rokhmat Alam (Koordinator relawan peduli merapi dari PRNU Binong).<>
   
Dari informasi yang disampaikan oleh Korlap posko FAS FM, saat ini kebutuhan pakaian atau sandang untuk wilayah Tegalrejo-Magelang dan sekitarnya sementara ini sudah cukup, yang lebih mendesak dan perlu perhatian khusus terutama untuk para donator yang akan memberi bantuan adalah kebutuhan pangan untuk keperluan para penduduk baik yang di lokasi pengungsian maupun yang sudah kembali ke daerah asal.

Kebutuhan pangan sangat diperlukan penduduk mengingat rusaknya tanaman dan lahan pertanian atau perkebunan penduduk di lima wilayah kecamatan yang meliputi kecamatan Prumbung, Dukun, Sawangan, Muntilan, Salam dan Ngluwar dimana daerah tersebut merupakan jalur aliran sungai lahar dingin dan debu vulkanik. Dampak rusaknya lahan pertanian dan tanaman penduduk tersebut berakibat pada matinya pasar dan perekonomian di lima wilayah kecamatan itu.

Korlap posko FAS FM menghimbau kepada seluruh masyarakat yang peduli bencana merapi agar ketika ingin memberikan bantuannya hendaknya bisa mencari data dan informasi yang akurat tentang lokasi, jenis kebutuhan serta posko yang tepat mengingat adanya beberapa penumpukkan bantuan di posko tertentu sementara itu tidak sedikit pula daerah atau penduduk yang sangat minim tersentuh oleh bantuan masyarakat baik dari posko maupun dari pemberi bantuannya langsung.

Proses recovery atau perbaikan lahan pertanian, hunian dan lingkungan di wilayah ini membutuhkan waktu kurang lebih 4 (empat) bulan karena rusaknya lahan pertanian dan matinya perekenomian di daerah tersebut, lanjut Gus Aan. (mad)