Mimika, NU Online
Bagi Nahdliyin Mimika, membahas permasalahan ke-NU-an bisa dilakukan di mana saja, tidak harus di gedung yang mewah dan megah. Momentum untuk membahas itu pun tidak menunggu seminar atau rapat-rapat resmi.
Seperti pada Ahad (20/5) kemarin, Nahdliyin Mimika tepatnya di Kampung Mwuare Km 14, Distrik Mimika Timur, Kabupaten Mimika, Papua, Nahdliyin menggelar cangkrukan. Di atas kursi-kursi panjang di rumah Mukid, salah satu jamaah Istighatsah an-Nahdliyyah di Kampung Mwuare, mereka membahas sejumlah hal.
“Obrolan kami tentang program, strategi, masalah, dan berbagai hal ke-NU-an, sehingga kegiatan ini bernama Cangkrukan AmaNU (Amaliah dan Masalah ke-NU-an),” kata Wakil Ketua PCNU Mimika, Sugiarso.
Cangkrukan AmaNU malam itu merupakan kali ketiga. “Penimbunan tanah masjid, program dan kegiatan masjid, perluasan rutinan Istighatsah an-Nahdliyyah, Amaliah NU, keorganisasian, ekonomi, hingga masalah seragam batik NU,” papar Sugiarso..
Pada Cangkrukan AmaNU malam itu hadir juga salah satu jamaah Istighatsah an-Nahdliyyah yang juga anggota TNI AD, Monap; JQH Tembagapura, Ustadz Hasyim; Ketua Takmir Masjid Nurul Hikmah, Nasir.
Kampung Mwuare merupakan kampung yang terdapat banyak rawa dan sungai. Hampir di setiap rawa-rawa di Kampung Mwuare terdapat belut dengan jumlah melimpah. Hal ini dilihat sebagai peluang oleh warga Mwuare sehingga banyak yang menjual belut di pasar dan mendatangkan keuntungan ekonomi.
Pada cangkrukan malam itu yang berakhir jelang waktu subuh, Nahdliyin mengakhiri dengan santap sahur dengan lauk belut goreng.
Imam Masjid Nurul Hikmah Kampung Mwuare Km 14, Hasan mengatakan adanya cangkrukan dirinya dapat menyampaikan berbagai hal dengan santai. (Red: Kendi Setiawan)