Jombang, NU Online
Ini kabar gembira bagi sejumlah kalangan khususnya pesantren untuk memanfaatkan ikan lele sebagai sarana pengembangan usaha. Bukan tidak mungkin, bila dikelola dengan benar dan mengetahui peluangnya maka akan jadi usaha yang menjanjikan.Apalagi sejak tahun lalu, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memberikan bantuan kolam budi daya ikan lele dengan sistem biofok.
"Di sistem bioflok ini, kebutuhan pakan bisa ditekan hingga 50 persen. Di Tulungagung, untuk menghasilkan satu kilogram lele, dibutuhkan pakan sejumlah 1,6 kilogram. Tapi dengan sistem bioflok, kebutuhan pakan bisa ditekan hingga 0,8 kilogram," ungkap Sekretaris Jenderal KKP Rifky Effendi Hardijanto saat menghadiri Kuliah Umum "Mengembangkan Spirit Kewirausahaan di Kalangan Santri" di Yayasan Khoiriyah Hasyim Seblak, Jombang, Jumat (5/1).
Penghematan itu, lanjut Rifky, diperoleh karena lelenya diberi pakan flok yang dihasilkan dari probiotik. "Inilah yang membuat lele sistem bioflok menjadi higienis," imbuhnya.
Alumnus Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya ini menceritakan, saat mendampingi kunjungan Presiden Jokowi ke Sumenep, awal Oktober lalu, rombongan sempat disuguhi sashimi dari lele. "(Sashimi lele) itu hanya bisa didapatkan dari hasil produksi kolam sistem bioflok. Rasanya juga enak, ada kenyal-kenyalnya seperti campuran antara salmon dan cumi," ungkapnya.
Hasil produksi kolam sistem bioflok itu akan jadi lebih higienis jika peternak lele mau menggunakan pakan mandiri. "Kalau produksi lele, nila atau gurami, kemudian pakannya berasal dari bahan yang diperoleh dari kekayaan alam setempat, kita praktis membuat perputaran rupiah itu hanya ada di Indonesia,” tandasnya. Kalau lelenya diekspor, berarti akan menarik devisa. Ini tentu memberi dampak ekonomi yang luar biasa, lanjutnya.
Tampil pula sebagai pembicara yakni pendiri Roemah Snack Mekarsari, Ida Widyastuti. Ia mengisahkan pengalamannya merintis jalan menjadi eksporter aneka camilan, sambal tradisional hingga lele. "Santri Jombang harus bertekad, sepulang dari pondok harus bisa merintis usaha sendiri," kata perempuan kelahiran 1974 ini.
Usai kuliah umum, Rifky dan Ida menyempatkan diri mengunjungi kolam lele sistem bioflok yang dikelola oleh Panti Asuhan Al-Choiriyah Seblak. Rifky berharap, para santri dan pengelola kolam lele dapat memanfaatkan peluang ekspor yang telah dibuka oleh Ida tersebut.
Menanggapi hal itu, Faiz Ahmad Elsaputra, salah seorang santri pengelola lele menyatakan kesanggupan untuk memenuhi harapan dari KKP. "Insya Allah kami usahakan yang terbaik dalam pemanfaatan dan pengelolaan kolam bantuan dari Ibu Menteri Susi ini," ujar santri yang juga alumnus ITS Surabaya tersebut.
Direktur Jenderal Perikanan Budidaya KKP Slamet Soebjakto menyatakan komitmennya membantu pemberdayaan ekonomi kalangan pesantren. "KKP berkomitmen membantu kalangan pesantren untuk budidaya ikan. Harapan kami, minimal bisa berkontribusi dalam perekonomian lokal dan peningkatan gizi santri," ujar Slamet yang turut hadir dalam kunjungan tersebut. (Ibnu Nawawi)