Daerah

Lestarikan Tradisi, NU Kabupaten Pasuruan Gelar Hadrah Ishari Kolosal

Rab, 11 Maret 2020 | 10:30 WIB

Lestarikan Tradisi, NU Kabupaten Pasuruan Gelar Hadrah Ishari Kolosal

Hadrah Ishari kolosal digelar dalam rangkaian Harlah ke-97 tahun NU di Kabupaten Pasuruan. (Foto: NU Online/Makhfud Syawaludin)

Pasuruan, NU Online
Momentum hari lahir ke-97 NU, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur menggelar kegiatan kebudayaan, khususnya tradisi seni shalawat Ikatan Seni Hadrah Indonesia (Ishari). 
 
Pada Rabu (10/3) malam diselenggarakan Tahlil Akbar dan Hadrah Ishari Kolosal sebagai rangkaian peringatan hari lahir. Sebelumnya dilaksanakan ziarah muassis NU dan dan gerak jalan NU tempo dulu. 
 
Menurut KH Imron Mutamakkin, khusus dalam momentum hari lahir NU, hadrah Ishari kolosal dibagi menjadi tiga muhud atau sesi, yakni muhud ibtida bisyahri dan muhud badat lana. Masing-masing diikuti oleh dua ribu perodad Ishari.
 
“Puncaknya adalah muhud maqam atau mahallul qiyam yang akan diikuti lima ribu lebih perodad secara bersamaan dengan menyajikan konfigurasi gerak, lagu, dan tepuk tangan yang indah dan menggetarkan hati,” kata Ketua PCNU Kabupaten Pasuruan tersebut.
 
Lebih lanjut, Gus Ipong, sapaan akrabnya, mangajak kepada para peserta dan undangan untuk menyukseskan gerakan kotak infak untuk Muktamar NU.
Dalam pandangannya, yang dimaksud dengan koin bukan berarti uang 500 rupiah. Tetapi koin adalah kotak infak untuk kesuksesan Muktamar. 
 
“Maka yang dimasukkannya jangan uang receh tetapi puluhan ribu bahkan ratusan ribu. Hal itu sebagai bentuk partisipasi untuk bersama-sama menyukseskan pelaksanaan Muktamar NU yang akan datang di Lampung,” katanya di halaman Graha PCNU Kabupaten Pasuruan, Warungdowo, Kecamatan Pohjentrek.
 
Sedangkan KH A Mujib Imron selaku Wakil Bupati Pasuruan memberikan penguatan betapa pentingnya wawasan kebangsaan bagi semua elemen masyarakat untuk menjaga keutuhan NKRI. Ia juga bercerita tentang tujuh kata dalam kalimat sila pertama Pancasila yang dihapus.
 
“Sehingga menjadi Ketuhanan Yang Maha Esa yang akhirnya membuat NKRI tetap utuh hingga saat ini,” katanya.
 
Pembacaan tahlil dipimpin KH Muzakki Birrul Alim selaku Rais PCNU Kabupaten Pasuruan dan doa oleh KH Fuad Nurhasan Sidogiri. 
 
Sedangkan sejumlah tamu yang berkenan hadir pada kegiatan ini meliputi jajaran Rais dan Tanfidziyah PCNU, Forkompimda serta seluruh Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU). Termasuk Pengurus Ranting Nahdlatul Ulama, Banom dan lembaga NU, serta masyarakat umum. 
 
 
Kontributor: Makhfud Syawaludin
Editor: Ibnu Nawawi