Lesbumi NU Pekalongan Dorong Parade 'Pecing' Jadi Daya Tarik Wisata
NU Online · Senin, 24 Agustus 2020 | 11:15 WIB

Parade 'Pecing' (orang orangan sawah) menjadi daya tarik wisata di Kabupaten Pekalongan. (Foto: Lesbumi NU Pekalongan)
Abdul Muiz Cholil
Kontributor
Pekalongan, NU Online
Pengurus Cabang Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (PC Lesbumi) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Pekalongan menjadikan ‘Parade Pecing’ (Orang-orangan Sawah) dalam kegiatan Sedekah Bumi satu bagian dari daya tarik wisata tematik.
Sedekah Bumi dan Parade Pecing ini dipusatkan di area persawahan Desa Bantarkulon, Kecamatan Lebak Barang, Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah, Ahad (23/8).
Ketua Lesbumi NU Kabupaten Pekalongan Eko Ahmadi kepada NU Online mengatakan, kegiatan sedekah bumi antara lain bertujuan untuk menggerakkan desa menjadi desa produksi dan wisata tematik pedesaan.
"Selain untuk melestarikan tradisi yang sudah ada, melalui kegiatan seperti ini kami berharap agar kunjungan wisata ke Desa Bantarkulon bertambah. Kemudian, lama kelamaan pengunjung juga meningkat sehingga berdampak pada kesejahteraan masyarakat," kata Eko.
Ia mengatakan, Desa Bantarkulon memiliki tiga bidang unggulan, yakni pertanian, industri olahan, dan pariwisata. "Kami berharap, ketiganya bisa berkolaborasi untuk kesejahteraan masyarakat," ungkapnya.
Dihubungi terpisah, Kepala Desa Bantarkulon Sumadri mengatakan, pada parade pecing (orang-orangan sawah) tersebut berderet mengelilingi kompleks persawahan Desa Bantarkulon. Benda yang biasa digunakan untuk mengusir hama burung itu sengaja dipamerkan setelah diarak keliling desa.
"Acara kali ini adalah peluncuran desa wisata tematik melalui sedekah bumi dan parade pecing. Keduanya merupakan tradisi yang harus tetap dilestarikan," ujarnya.
Ia menambahkan, baik sedekah bumi maupun pecing memiliki makna tersendiri. Sedekah bumi, dalam hal ini merupakan wujud syukur dari para petani atas panen yang telah dilimpahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa kepada petani.
"Pembuatan tumpeng sedekah bumi dilakukan sebagai wujud syukur dan terima kasih petani karena diberikan panen yang baik. Sedekah juga berati mengawali benih yang baik untuk pertanian selanjutnya," terangnya.
Pecing, kata dia, biasa digunakan oleh para petani untuk mengusir hama burung pipit yang kerap memakan padi. Bentuk atau wujud dari pecing ini berbagai macam, tergantung selera pembuatnya.
"Khusus untuk parade pecing kali ini, kami membebaskan para peserta untuk membuat pecing dengan wujud dan bahan apapun, sebagai simbol survive hidup dan makna keadaan petani yang bukan lagi konsumen. Namun, wajib jadi produsen," pungkasnya.
Pewarta: Abdul Muiz
Editor: Musthofa Asrori
Terpopuler
1
Khutbah Jumat HUT Ke-80 RI: 3 Pilar Islami dalam Mewujudkan Indonesia Maju
2
5 Poin Maklumat PCNU Pati Jelang Aksi 13 Agustus 2025 Esok
3
Kantor Bupati Pati Dipenuhi 14 Ribu Kardus Air Mineral, Demo Tak Ditunggangi Pihak Manapun
4
Khutbah Jumat: Kemerdekaan Sejati Lahir dari Keadilan Para Pemimpin
5
Ketua PBNU Sebut Demo di Pati sebagai Pembangkangan Sipil, Rakyat Sudah Mengerti Politik
6
Nusron Wahid Klarifikasi soal Isu Kepemilikan Tanah, Petani Desak Pemerintah Laksanakan Reforma Agraria
Terkini
Lihat Semua