Daerah

Lentera Kisik, 'Penerang' di Pesisir Utara Rembang

Sel, 29 Juni 2021 | 01:00 WIB

Lentera Kisik, 'Penerang' di Pesisir Utara Rembang

Taman baca 'Lentera Kisik' di pantai utara Rembang. (Foto: Ayu Lestari)

Rembang, NU Online

Pada Ahad, 27 Juni 2021 pukul 11.00 WIB, saya dan seorang teman mengunjungi sebuah taman baca yang ada di pesisir pantai utara Kabupaten Rembang. Nama yang disematkan di dalam taman baca tersebut yakni 'Lentera Kisik, didirikan oleh Karang Taruna setempat pada tanggal 5 April 2020.


"Makna dari Lentera Kisik sendiri itu berasal dari kata 'lentera' yang berarti sebuah cahaya, dan  'kisik'' yang berarti  pantai menurut bahasa lokal yang ada di sekitar. Dengan adanya nama tersebut, diharapkan perpustakaan di tepi pantai itu bisa menjadi penerang atau harapan bagi para pemuda dan generasi penerus untuk selalu menebar ilmu dan kebaikan di sekitar," kata Sonhaji, Ketua Lentera Kisik.

 

Lentera Kisik terletak di Desa Plawangan jalan Mbah Moh Tohir RT 04 RW 02 Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang. Keberadaan taman baca tersebut dikhususkan untuk masyarakat dalam meningkatkan minat baca, khususnya khalayak muda. Sonhaji atau lebih akrab dipanggil Mas Son, ketua pada Lentera Kisik juga merupakan salah satu anggota yang ada di dalam Karang Taruna tersebut.

 

"Respons awal dari masyarakat sekitar melihat akan dibangunnya sebuah taman baca ini sebenarnya biasa-biasa saja. Cuma sekedar ingin tahu kalau bangunan ini mau dijadikan apa. Akan tetapi, masyarakat juga sering membantu kami dalam membersihkan halaman yang akan saya dan teman-teman bangun menjadi sebuah taman baca untuk masyarakat," kata Mas So.

 

Dana awal untuk pembangunan rumah baca atau perpustakaan ini hanya sebesar Rp500.000 (lima ratus ribu rupiah), hasil iuran dari anggota Karang Taruna.

 

"Sebenarnya, dana pembangunan untuk tempat ini tidak ada. Bahkan bisa dibilang nol rupiah. Tapi, selang beberapa hari kita sepakat untuk melakukan iuran yang menghasilkan uang lima ratus ribu rupiah tersebut untuk membangun fondasi dan membeli bambu," lanjut Mas Son.

 

Kemudian, sumber buku yang diperoleh dari Lentera Kisik awalnya dari buku yang ada di Pemdes atau Balai Desa yang kondisinya belum sempat terjamah oleh seorang pun untuk dibaca. Mengetahui rencana Pemdes ingin membangun sebuah perpustakaan, membuat Mas Son berpikir jika dibangun perpustakaan seperti pada umumnya berlokasi di dekat kantor desa dikhawatirkan masyarakat enggan membaca, karena melihat kondisi tempat yang kurang menarik.

 

Buku bacaan yang disediakan saat ini sudah terbilang cukup lengkap. Seperti buku teknologi, sejarah, buku cerita, novel-novel, dan buku antologi puisi pun juga turut menghiasi rak buku. Jenis bacaan yang digemari anak-anak pengunjung yakni novel dan buku cerita. 

 

Para pembaca yang ada di Lentera Kisik bukan hanya dari kalangan anak-anak, tetapi tidak sedikit kalangan remaja dan dewasa. "Di sini lumayan banyak pemudanya (yang berkunjung membaca). Sampai-sampai membuat warga di sekitarnya merasa iri karena banyaknya pemuda di desa kami, dan juga ikut berpartisipasi entah itu untuk hal membaca dan pelaksanaan sebuah acara atau even-even tertentu," kata Mas Son.

 

Hal yang mengagumkan, adalah prestasi yang diraih dari taman baca ini yang berhasil menjadi Juara 3 dalam lomba video narasi tentang budaya desan yang diselenggarakan oleh Kemendikbud.

 

Taman baca 'Lentera Kisik' juga mempunyai struktur inti yang terdiri dari Sonhaji sebagai Ketua, Abdul Maksum sebagai Wakil, Mamluatul Hikmah selaku Sekretaris, dan Siti Nurkholis sebagai Bendahara.

 

"Sebenarnya, keahlian dasar dari anak-anak Karang Taruna bukan di bidang keperpustakaan, tetapi hanya di lingkup pegiat lingkungan. Walaupun begitu, berjalannya dengan waktu, selangkah demi selangkah kami berkomitmen untuk membangun perpustakaan, dan alhamdulillah terbangunlah sebuah taman baca yang dinamai dengan Lentera Kisik ini," kata Mas Son.

 

Di Lentera Kisik, sambil melihat suasana pantai dengan embusan anginnya mengalunkan desir ombak mendayu-dayu disertai rentetan anak kecil membaca buku membuat hati seakan takjub. Melihat keindahan dan perkembangan dari Lentera Kisik ini membuat hati saya tergugah untuk mewakafkan beberapa buku di Lentera Kisik agar buku tersebut dapat menorehkan sebuah pengetahuan baru untuk masyarakat di Desa Plawangan.

 

Kontributor: Ayu Lestari
Editor: Kendi Setiawan