Sigli, NU.Online
Menyusul keluarnya surat edaran Bupati Pidie soal larangan menjual senjata mainan dan mercon, suasana hari raya Idul Fitri bagi anak-anak terasa agak sepi dibanding tahun lalu. Warga di sana menyambut baik larangan tersebut. Namun sejumlah pedagang menilai larangan itu terlambat keluar sehingga mereka rugi karena barangnya sudah terlanjur dibeli.
Jika sebelumnya, sejak hari pertama lebaran kebanyakan anak-anak bermain "perang-perangan" sesamanya, tapi tahun ini sepi senyap. Kendati mereka ikut meramaikan ibukota kecamatan, tapi tak lebih hanya sekadar mutar-mutar. Sebagian mampir di kios-kios rumbengan sambil melihat-lihat. Sementara lainnya terkadang habis minum atau beli mie caluek langsung putar haluan.
<>Hiruk pikuk mobil pikap yang mengangkut 'pasukan tempur anak-anak' layaknya aparat keamanan benaran kali ini tak terlihat lagi. Yang ada hanya mobil bak terbuka pengangkut sewa tujuan tempat wisata seperti Batee Iliek atau tepi pantai lainnya. Sejumlah anak-anak yang ditanyai Koresponden NU.Online, Kamis, mengaku, mereka kurang bergairah berhari raya.
Pasalnya, senjata dan mercon tidak dibenarkan berjualan. Sehingga, mereka terlihat kurang begitu gagah. Padahal, tahun silam baik itu pistol maupun senjata laras panjang mainian selalu menyertai kemana mereka pergi. Namun demikian, sebagian mereka tampaknya mengerti alasan sehingga kedua jenis mainan tersebut dilarang beredar.
Sejumlah warga membenarkan, tanpa anak-anak bermain perang-perangan seperti tahun silam, suasana hari raya sedikit sepi. Demikian juga bunyi 'tram-trum" dari petasan yang dulunya nyaris tak pernah reda hingga hari ketiga, kini menghilang sama sekali. Begitupun mereka juga mengaku, larangan terhadap mercon dan senjata mainan sangat positif. Sebab pengalaman tahun lalu banyak anak-anak jadi korban terutama mata hanya gara-gara pistol mainan. Tak hanya itu, para pelintas jalan raya pun terutama mereka yang mengunakan kendaraan roda empat terkadang kaca mobilnya ikut terkena peluru.
Beberapa pedagang mainan di sejumlah kecamatan di Pidie menyatakan, surat edaran Bupati Pidie soal larangan menjual pistol dan mercon dinilai terlambat. Sehingga mereka rugi. Karena sejumlah mainan termasuk kedua jenis barang tersebut sudah duluan mereka pesan dari toke di Medan.
Seharusnya surat edaran itu paling lambat dikeluarkan sepuluh hari menjelang hari raya. Sehingga para pedagang tidak mengorder mainan. "Kami kira, senjata mainan dan mercon tidak dilarang seperti halnya tahun lalu. Makanya kami membeli barang tersebut," kata seorang pedagang di Sigli. (Kd-Aceh/Muntadhar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Inilah Obat bagi Jiwa yang Hampa dan Kering
2
Khutbah Jumat: Bahaya Tamak dan Keutamaan Mensyukuri Nikmat
3
Kontroversi MAN 1 Tegal: Keluarkan Siswi Juara Renang dari Sekolah
4
Kader PMII Dipiting saat Kunjungan Gibran di Blitar, Beda Sikap ketika Masih Jadi Wali Kota
5
Pihak MAN 1 Tegal Bantah Keluarkan Siswi Berprestasi Gara-gara Baju Renang
6
Kronologi Siswi MAN 1 Tegal Dikeluarkan Pihak Sekolah
Terkini
Lihat Semua