Latih Remaja Kenali Diri dan Masyarakat Sekitar
NU Online · Senin, 22 Juli 2013 | 05:03 WIB
Yogyakarta, NU Online
Usia remaja identik dengan masa-masa pencarian jati diri dan mewujudkan eksistensi. Di sisi lain, usia remaja juga marupakan usia yang cukup labil. Maka tidak heran bila sikap sebagian besar para remaja cukup temperamental.<>
Berangkat dari realitas itulah maka panitia MOPDB (Masa Orientasi Peserta Didik Baru) SMK 1 Ma’arif Tompeyan menyajikan materi analisis diri dan analisis sosial (andir dan ansos), Selasa (16/7) lalu, yang disampaikan oleh Bagus Anwar.
Pada kesempatan kali ini, kader IPNU Kota Yogyakarta itu memaparkan banyak tentang kepribadian individu, kesadaran manusia, ID, ego, dan super ego. Para siswa baru diminta untuk menebak gambar multi dimensi. Mereka diminta mengidentifikasi gambar tersebut. Hal itu untuk mendidik mereka untuk menerima perbedaan pendaat dan menghormati pendapat orang lain yang berbeda.
Bagus juga menyajikan berbagai fakta sosial kemudian meminta para peserta untuk menganalisisnya. Kasus-kasus ketimpangan sosial, seperti jarak yang membentang antara si miskin dan si kaya, coba dihadirkan ke tengah-tengah para peserta. Mereka diminta untuk mengungkapkan apa yang seharusnya dilakukan orang kaya pada orang miskin, apa yang akan mereka lakukan jika menjadi orang miskin, dan seterusnya.
Kepada NU Online, kader muda NU yang sedang menempuh S2 di Ilmu Hukum UII (Universitas Islam Indonesia) ini mengungkap pentingnya materi yang dibawakannya itu.
“Jika tidak ada materi ini, mereka (para remaja, khususnya siswa baru SMK Ma’arif 1, red.) pasti tidak akan bisa menganalisis diri sendiri. Merasa diri sendiri paling benar. Dan ketika orang lain berbuat salah, mereka mudah menjustifikasi. Efeknya, sering berbuat kasar,” ujarnya.
Redaktur : A. Khoirul Anam
Kontributor: Nur Hasanatul Hafshaniyah
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Refleksi Kemerdekaan, Perbaikan Spiritual dan Sosial Menuju Indonesia Emas 2045
2
Prabowo Klaim Selamatkan Rp300 Triliun APBN, Peringatkan Risiko Indonesia Jadi Negara Gagal
3
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Ngeusian Kamerdekaan ku Syukur jeung Nulad Sumanget Pahlawan
4
Gus Yahya Cerita Pengkritik Tajam, tapi Dukung Gus Dur Jadi Ketum PBNU Lagi
5
Taj Yasin Pimpin Upacara di Pati Gantikan Bupati Sudewo yang Sakit, Singgung Hak Angket DPRD
6
Ketua PBNU: Bayar Pajak Bernilai Ibadah, Tapi Korupsi Bikin Rakyat Sakit Hati
Terkini
Lihat Semua