Daerah

Lakpesdam Kota Malang, Undang Santri Menulis

NU Online  ·  Kamis, 4 Januari 2018 | 10:26 WIB

Malang, NU Online
Setiap santri memiliki pengalaman berbeda kala berada di pesantren. Baik pengalaman kala bersama teman, bertemu ustadz dan ustadzah, juga pendalaman agama lewat kitab kuning. Menjadi menarik bila pengalaman tersebut ditulis dan dibukukan.

Setidaknya itulah antara lain manfaat yang ingin diraih Pimpinan Cabang Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Nahdlatul Ulama atau PC Lakpesdam NU Kota Malang. Mereka mengundang para santri di tanah air untuk menuliskan pengalaman selama di pondok. 

“Pesantren memiliki cara sendiri dalam menelurkan literasi. Banyak kearifan yang hanya bisa ditemui di sana, salah satu contohnya disiplin membaca kitab klasik dengan huruf Arab pegon,” kata Faisol Fatawi, Kamis (4/1). 

Ketua PC Lakpesdam NU Kota Malang ini mengutip pernyataan Agus Sunyoto bahwa kebhinekaan dan keberagaman dilahirkan oleh sistem pesantren. Karena pesantren merawat tradisi pendidikan nenek moyang dan tidak mengharuskan para santri seragam, lanjutnya.

“Karenanya kami merasa perlu mengabadikan kearifan pesantren dalam bentuk buku,” ungkapnya. Dengan demikian akan terungkap kearifan pesantren baik di pelosok desa atau yang sudah besar dan terkenal hingga melahirkan tokoh besar.

Ajakan menulis bersama ini terbuka untuk seluruh santri di Indonesia. “Cukup menarasikan tradisi pesantren masing-masing menjadi tiga sampai empat halaman. Tulisan yang terkumpul akan dijadikan buku berjudul Kitab Santri,” ungkapnya.

Tidak hanya itu, santri boleh pula menulliskan biografi beserta kekhasan yang dimiliki, sejarah hingga kajian yang sering dilakukan di pesantren setempat.

“Mengabadikan pesantren dan menggandakan semangat literasi serta tradisi-tradisi kajian dalam sebuah pondok sangat perlu dilakukan saat ini,” pungkas Faisol Fatawi. (Diana Mazila/Ibnu Nawawi)