Daerah

Lagi, PMII Demo Tolak Eksploitasi Tambang di Jember

NU Online  ·  Jumat, 27 Mei 2016 | 05:47 WIB

Jember, NU Online
Bagi aktivis Persatuan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Jember tak ada kata menyerah untuk urusan tolak-menolak tambang emas. Meski sempat babak belur lantaran dihajar petugas saat berunjuk rasa beberapa waktu lalu, kini mereka kembali turun ke jalan. Tujuannya sama: mendesak Bupati Jember agar secara resmi menyatakan menolak tambang emas di wilayah Jember.

Dengan mengusung berbagai spanduk kertas yang bertuliskan penolakan tambang emas, puluhan aktivis PMII dari rayon IAIN Jember, Universitas Jember, Universitas Islam Jember (UIJ) dan Sekolah Tingi Ekonomi Mandala itu mendatangi gedung DPRD Jember, Kamis (25).

Dalam orasinya, salah satu korlap aksi, Muhammad, meminta dukungan kepada  DPRD Jember untuk mendesak bupati agar secepatnya  menolak tambang. “Bupati harus menyatakan sikap di depan publik secara langsung, bahwa Pemkab Jember menolak tambang emas. Selain itu, DPRD dan Bupati Jember, kami minta agar  mengeluarkan surat pernyataan resmi penolakan tambang (emas ) di wilayah Jember,” tukasnya.

Bukan tanpa alasan jika belakangan ini, PMII dan sejumlah elemen lain getol meneriakkan penolakan tambang. Sebab, menurut Muhammad, saat ini PT. Antam tengah mengincar pundi-pundi emas di Silo. Bahkan, perusahaan BUMN tersebut  sudah menccapai tahapan studi kelayakan dan lelang investasi di Pemerintah Provinsi Jawa Timur. “Ini harus kita cegah. Sebelum izin itu benar-benar turun. Kita tidak tahu apa yang akan terjadi jika penambangan  emas itu terjadi kelak,” jelasnya.

Menaggapi hal tersebut, Ketua Komisi B DPRD Jember, Bukri menyatkan bahwa sejak awal pihaknya memang menolak eksploitasi tambang emas. Menurutnya, kekayaan alam Jember bukan cuma tambang emas tapi masih banyak kekayaan lain yang masih berserakan dan belum digarap optimal. “Kami mendukug penuh upaya adik-adik menolak tambang. Saya yakin rakyat Jember masih bisa makan walaupun tanpa tambang,” ucapnya.

Usai unjuk rasa di dewan, mereka lantas menuju Kantor Bupati Jember. Tidak terjadi kericuhan lagi karena Bupati Faida berkenan menemui mereka.  Faida justru mengaku heran  tentang ribut-ribut soal tambang. Pasalnya, dari awal ia sudah menyatakan menolak tambang. “Bupati dan wakil bupati menolak tambang emas di Silo bukan sekarang. Sudah jauh-jauh hari. Kebetulan saya dan Pak Wabup adalah aktivis lingkungan hidup sejak masaih remaja, bukan ketika jadi bupati dan wakil bupati," ujar Faida. (Aryudi AR/Mahbib)