Jombang, NU Online
Baru-baru saat ini tengah viral ceramah penuh kontroversi seorang ustadz yang menyebutkan bahwa berat badan perempuan shalehah itu tidak lebih dari 55 kilogram. Sang ustadz meneliti hadits-hadits (teks-teks) tentang Aisyah kemudian menyimpulkan bahwa beratnya 55 kilogram.
Menurut Gus Husnul Haq dari Pondok Pesantren Al-Risalah, untuk memahami sebuah hadits, harus dikaitkan dengan Al-Qurāan atau hadits yang lain. "Seperti cerita tentang Aisyah yang disimpulkan memiliki berat 55 kilogram. Dalam sebuah hadits disebutkan bahwa Aisyah juga pernah gemuk. Aisyah berkata, 'Nabi pernah mengajakku lomba lari, lalu aku mengalahkannya. Tetapi, setelah tubuhku menjadi gemuk, beliau mengajakku lomba lari, beliau pun mengalahkanku,"' kata Gus Husnul, Sabtu (21/7).
Gus Husnul menambahkan, ada lagi hadits tentang isbal. Dalam riwayat Abu Dzar, ada tiga orang yang tidak diajak bicara oleh Allah di hari kiamat. Di antaranya orang yang membiarkan sarung (celananya) terjulur sampai bawah mata kaki. "Tapi ada hadits lain, yaitu riwayat Abdullah bin Umar yang menjelaskan bahwa menjulurkan sarung yang dilarang adalah yang bertujuan sombong. Karenanya, tentang menjulurkan sarung, hadits Abdullah bin Umar lebih tepat dipegang," urainya.Ā Ā
Menurut Gus Husnul, kajian tentang hadits sangat penting dan menjadi hal utama di pesantren yang beralamat di Jalan KH Bisri Syansuri No 87 Desa Denanyar ini. āDi sini, kajian tentang hadits Nabi Saw diperbanyak, agar santri punya pemahaman komprehensif dan benar tentang perkataan, perbuatan, dan ketetapan Nabi Saw. Banyak sekali orang yang gagal paham tentang hal itu,ā Gus Husnul menuturkan.
Melihat betapa pentingnya memiliki pemahaman komprehensif tentang hadis Nabi Saw agar tidak menyesatkan umat, maka pesantren yang santrinya pernah menjadi juara satu olimpiade Matematika se-provinsi Jawa Timur tahun 2016 ini membekali para santri dengan kajian hadis Nabi, meliputi kajian sanad, matan, dan rijal hadis.Ā Ā Ā
Karenanya kitab-kitab hadits merupakan kitab yang paling banyak dikaji. Di antara kitab hadits yang sering dikaji adalah kitabĀ Mukhtarat Min Ahadis Riyadhis Shalihin; kitab ringkasan hadisĀ Riyadhus ShalihinĀ yang ditulis oleh Gus Husnul Haq, putra menantu Kiai Wahab.Ā
Pondok Pesantren Al-Risalah merupakan salah satu pesantren yang berada di bawah naungan Yayasan Mambaāul Maāarif Denanyar Jombang. Pesantren ini didirikan oleh cucu pendiri NU, KH Bisri Syansuri, yaitu KH Abdul Wahab Khalil dan Nyai Hanifah Ahmad. Pesantren ini didirikan dengan semangat pengabdian kepada Allah SWT dan didorong oleh rasa tanggung jawab untuk meningkatkan mutu pendidikan dan memperbaiki moral generasi muda.Ā
Pesantren Al-Risalah memang menekankan pentingnya penguasaan kitab kuning bagi santri. Karenanya, ketika mengaji, para santri dibagi dalam beberapa kelas, sesuai dengan kemampuan mereka. Metode yang digunakan pun disesuaikan dengan kemampuan masing-masing santri.
Bagi santri baru dan santri yang kemampuan membacanya masih rendah, digunakan metode bandongan, yaitu seorang ustadz membaca dan mengulas isi kitab, lalu setiap santri memperhatikan kitabnya sendiri dan membuat catatan-catatan penting. Sedangkan bagi santri yang kemampuan membacanya sudah mumpuni, dipilihlah metode sorogan, yaitu seorang santri menyetorkan dan membaca kitab yang telah ia pelajari sebelumnya kepada ustadz. (Red: Kendi Setiawan)