Daerah

Konfercab NU Sleman, Regenerasi Menuju Kemandirian

Sel, 23 Maret 2021 | 23:15 WIB

Konfercab NU Sleman, Regenerasi Menuju Kemandirian

Konfercab PCNU Sleman, DIY di Pondok Pesantren An Nasyath. (Foto: Joko Susanto)

Sleman, NU Online

Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta mengadakan konferensi cabang di Pondok Pesantren An Nasyath. Forum ini merupakan yang tertinggi NU Sleman untuk menentukan langkah dan tujuan ke depan.

 

"Ibarat berkendara segenap pengalaman dan apa pun yang terjadi kemarin merupakan ibrah, pelajaran yang mesti dijadikan landasan dan kaca spion biar jalannya organisasi lurus ke depan dan tidak oleng," kata Ketua Panitia Konfercab, Abdul Muiz, Rabu (24/3).

 

Dalam mewujudkan kemandirian politik misalnya, lanjut pria yang juga Ketua PC LPNU Kabupaten Sleman itu, mandiri secara ekonomi dan merawat kekuatan tradisi merupakan syarat mutlak. Semua itu memerlukan pengorganisasian kekuatan Nahdliyin melalui kaderisasi, pemberdayaan dan pendidikan. Caranya dengan terus meningkatkan ghirah, fikrah, ubudiyah dan harakah NU dengan nafas Aswaja sebagai Islam moderat, rahmatan lil alamin.

 

Salah satu indikator sehat dan berhasilnya suatu organisasi adalah regenerasinya berjalan dengan baik. Selain itu, kualitas kader meningkat seiring dengan bertambahnya kuantitas, sehingga organisasi berjalan maju dan berkembang.

 

"Maka dari itu diperlukannya regenerasi yang baik serta meningkatkan kuliatas sumber daya manusia yang mempunyai kemandirian," ujarnya.

 

Menurut Abdul Muiz, dalam prosesnya regenerasi mensyaratkan perubahan, dari yang baik menjadi lebih baik lagi, serta meninggalkan yang kurang baik untuk dijadikan pelajaran supaya organisasi tetap hidup, dinamis dan tetap eksis.

 

"Jika segenap warga NU melalui upaya-upaya keorganisasian mampu mewujudkan kemandirian ekonomi, tradisi, dan politik maka akan mampu menjadi penentu arah kebijakan dan perubahan negara menjadi lebih baik," tegasnya.

 

Lebih lanjut Abdul Muiz menjelaskan bahwa semangat kelahiran NU tidak hanya dibangun diatas tradisi keagamaan, nasionalisme dan pemikiran, juga dibangun dengan kekuatan ekonomi. Tiga fondasi itulah yang menjadi pilar berdirinya NU pada 1926.

 

"Di dalam sejarah, para pendiri NU memiliki perhatian lebih terhadap perekonomian, tradisi dan politik untuk kesejahteraan umat. Karena apabila jama’ah Nahdliyin ekonominya kuat, maka NU dan Indonesia juga akan kuat. Begitu juga sebaliknya," ungkapnya.

 

Karena itu,  Abdul Muiz menegaskan, penguatan dan pemberdayaan ekonomi umat (warga) NU, khususnya di Sleman, menjadi PR besar PC NUSleman kedepannya.

 

Kontributor: Joko Susanto
Editor: Kendi Setiawan