Jakarta, NU Online
Musyawarah Wilayah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabarah An Nahdliyyah (JATMAN) DKI Jakarta yang dihelat di Masjid Al-Hikmah Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Ahad (22/1) kembali menetapkan KH Wahfiudin Sakam sebagai Ketua periode 2017-2022. Ia terpilih secara aklamasi pada Sidang Pleno keempat yang dipimpin KH Ningram Abdullah.
“JATMAN adalah organisasi komunitas tarekat, maka yang punya massa adalah tarekat-tarekat. Oleh karena itu, posisi saya adalah organisatoris, bukan pada tataran ketarekatannya,” ungkap Kiai Wahfiudin dalam sambutan sesaat setelah penetapan.
Tarekat, demikian Kiai Wahfiudin, harus berperan dan terlibat dalam membangun tatanan masyarakat. Apabila tidak, maka tatanan masyarakat akan terus terlepas dari sambungan dengan langit, dari nilai-nilai ketuhanan.
“Peradaban dunia yang saat ini tampaknya mulai dekat kepada sekelurisme, hedonism dan sebagainya, menghancurkan nilai Ketuhanan yang harusnya dijaga. Tarekat melalui JATMAN akan bersama-sama masuk dalam arus utama baik melalui sektor perekonomian, politik, sosial,” tambahnya.
Dengan demikian, barangkali ada bagian masyarakat yang bertanya apa bedanya tarekat dengan organisasi lainnya? Kiai Wahfiudin menegaskan bahwa kelebihan utama tarekat terdapat pada dua hal, yakni ubudiyah dan perbaikan akhlak.
“Bila ada yang berpendapat hukum amalan sunah bila dikerjakan mendapat pahala, dan bila tidak dikerjakan tidak apa-apa, maka tarekat menjadikan amalan sunah sebagai sesuatu yang bila tidak dikerjakan akan menjadi apa-apa, karena yang tidak menjalankan amalan sunah akan merugi,” tegas Kiai Wahfiudin.
Selanjutnya, dalam hal perbaikan akhlak, tarekat harus memfungsikannya secara intensif. “Ini yang akan kita siapkan dan menjadi kewajiban kita semua,” tandasnya. (Kendi Setiawan/Abdullah Alawi)