Semarang, NU Online
KH Munif Zuhri yang pada kesempatan halal bi halal Ngumpulke Balung Pisah di Universitas Wahid Hasyim (Unwahas) Semarang, Jawa Tengah Sabtu (15/7) mengatakan, NU bukanlah organisasi sembarangan.Â
Pengasuh Pengasuh Ponpes Giri Kusumo ini menceritakan saat awal Hadratus Syaikh KH Hasyim Asyari ingin mendirikan NU, Mbah Hasyim, kata Kiai Munif bermunajat terlebih dahulu.
"KH Hasyim Asy'ari saat bermunjat selanjutnya berbaiat kepada NU, beliau didatangi Nabi Muhammad, selanjutnya didirikanlah NU. Ini menandakan kalau Nabi merestui berdirinya NU," paparnya.
Kiai Munif melanjutkan, seiring waktu berjalan, kelak Islam akan terpecah menjadi beberapa golongan. Menurutnya, amaliah NU mirip dengan aturan yang diajarkan Nabi Muhammad. "Ma alaihi Ana Wa Ashabih (segala sesuatu yang aku lakukan, selanjutnya diteruskan para sahabat-red). Salah satunya ialah bershalawat," paparnya.
Menurutnya, salah satu tanda orang cinta kepada Nabi, ialah mereka yang suka bershalawat. Orang gemar membaca shalawat, kelak orang tersebut akan masuk surga bersama Nabi Muhammad, padahal orang NU yang paling suka shalawat.
"Ada resep yang bisa mengubah takdir yaitu dengan bershalawat. Sebab, Nabi pernah bersabda, yang bisa merubah takdir itu karena shalawat," imbuh Kiai Munif dalam bahasa Jawa.
Tak kuran 1.000 orang menghadiri acara tersebut. Selain masyarakat, hadir pula sejumlah tokoh Kota Semarang dan Jateng, akdemisi seperti, mantan Wakil Gubernur Jateng, Kiai Achmad, mantan Gubernur Jateng, KH Ali Mufiz, Ketua MUI Jateng, KH Ahmad Darodji.
Selanjutnya juga tampak hadir Ketua DPP MAJT, KH Noor Achmad Ketua MUI Kabupaten Demak, KH Noor Asyiq, mantan Ketua PWNU Jateng, H Muhammad Adnan dan H Abu Hapsin, Ketua Yayasan Wahid Hasyim, H Suwanto, Ketua PCNU Kota Semarang, KH Anashom dan sejumlah tokoh Jateng lainnya. (Zulfa/Muiz)