Daerah

Kiai Marzuki Mustamar: Pertimbangankan Memilih Lembaga Pendidikan

NU Online  ·  Senin, 30 April 2018 | 01:30 WIB

Surabaya, NU Online
Dalam segala perilaku, pengurus NU di berbagai tingkatan hendaknya lebih hati-hati. Termasuk dalam memilih lembaga pendidikan formal bagi anaknya. Pastikan mempercayakan kepada sekolah yang menjamin terjaganya ajaran Ahlussunnah wal Jamaa’ah (Aswaja) an-Nahdliyah.

“Harus mulai dibuat aturan agar para pengurus NU di semua tingkatan memastikan sekolah anaknya di lembaga yang mendukung kesinambungan ajaran Aswaja an-Nahdliyah,” kata KH Marzuki Mustamar, Sabtu (28/4).

Pandangan ini disampaikan Wakil Rais Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur pada Kiswah atau Kajian Islam Ahlussunnah wal Jama’ah rutin yang diselenggarakan setiap Sabtu malam. 

Kiai Marzuki tidak menampik sejumlah pengurus NU dari sejumlah level yang lebih mempercayakan pendidikan anak-anaknya kepada sekolah yang beraliran Islam ekstrim. “Padahal hal tersebut sangat berbahaya bagi masa depan Aswaja,” kata dosen Universitas Islam Negeri Maulana Maliki Ibrahim Malang tersebut.

“Karenanya harus ada yang berani memberikan ketegasan bahwa siapa yang menjadi pengurus NU, maka harus memilih. Apakah tetap bertahan sebagai pengurus, atau justru lebih memilih sekolah yang tidak sealiran dengan NU bagi anaknya,” tegas pengarang kitab al-Muqtathafat li ahlil Biyahat ini.

Kiai yang dikaruniai tujuh anak ini kemudian menyampaikan sejumlah cerita yang membenarkan hal tersebut. “Ada masjid yang awalnya dikelola orang tua beraliran Aswaja akhirnya berubah lantaran perbuatan anaknya,” ungkapnya. Dan setelah ditelisik, ternyata sang anak disekolahkan di lembaga pendidikan yang tidak sealiran dengan NU, lanjutnya.

Dirinya tidak mengelak kalau sebagian lembaga pendidikan yang dikelola sejumlah kalangan beraliran ekstrim terlihat lebih mentereng dan maju. “Namun saya pastikan hal tersebut sangat berbahaya bagi kelanjutan ajaran Aswaja di negeri ini,” sergahnya. 

Pengasuh Pondok Pesantren Sabulurrasyad Gasek, Malang tersebut berharap pada kepengurusan PWNU Jatim mendatang ada aturan dan ketegasan tentang hal tersebut. “Semoga ketua NU Jatim mendatang berani mengeluarkan aturan tentang hal ini,” tandasnya. (Ibnu Nawawi)