Daerah

“Khazanah Aswaja” Tak Sesatkan di Luar NU

NU Online  ·  Selasa, 17 Januari 2017 | 01:03 WIB

Jombang, NU Online
Dalam rangka menyongsong Konferensi Cabang (Konfercab) Nahdhatul Ulama (NU) Jombang 22-23 April 2017 mendatang, Pimpinan Cabang (PC) Persatuan Guru Nahdhatul Ulama (Pergunu) Jombang menggelar bedah buku 'Khazanah Aswaja', Ahad (15/17) di aula kantor Muslimat NU Jombang.

Kegiatan bertema 'Penguatan Pemahaman Islam Rahmatan Lil Alamin', dipimpin Direktur Aswaja Center Pegurus Wilayah Nahdhatul Ulama (PWNU) Jawa Timur KH Abdurrahman Navis dan dimoderatori Direktur Aswaja NU Center Jombang Yusuf Suharto. Keduanya adalah tim penulis buku yang dibedah dari beberapa tim yang lain.

KH Abdurrahman Navis saat memulai materinya terlebih dahulu menjelaskan awal mula lahirnya Aswaja. Menurutnya dengan mengutip beberapa literatur yang dimiliki, bahwa sejumlah ajaran Aswaja sudah ada sejak zaman Rasulullah SAW, namun penamaannya baru sejak abad ke-3 Hijriyah oleh Abu Hasan Al Asy'ari.

Namun, ia tak menafikan, soal pengetahuan terkait Aswaja baik dari kesejarahan maupun ajaran-ajarannya, Jombang adalah markasnya. "Sebenarnya kalau kita berbicara Aswaja, markasnya itu di Jombang," katanya di hadapan peserta dan tamu undangan.

Lebih fokus Kiai Navis sapaan akrabnya menuturkan buku 'Khazanah Aswaja' sendiri memuat enam bab, rinciannya bab pertama menjelaskan tentang konsep Aswaja, bab kedua menerangkan akidah dan landasan teoritik Aswaja, kemudian bab ketiga terkait fiqih Aswaja, bab keempat mengupas tasawuf Aswaja, bab kelima aliran-aliran di luar Aswaja dan NU, dan bab terakhir Aswaja an-Nahdhiyah atau ke-NUan.

Meski dalam buku itu memuat aliran-aliran di luar Aswaja, kata Kiai Navis, hingga kelompok yang sekarang sedang gencar di permukaan seperti FPI dan kelompok yang lain, tapi tidak sampai pada klaim salah atau benarnya suatu kelompok tersebut. "Dalam buku ini, kami tidak menyesatkan kelompok-kelompok selain Ahlussunnah NU, tapi kami menjelaskan apa kelompok itu, siapa tokohnya dan bagaimana pemikiran firkahnya," Jelasnya.

Kiai Navis juga mengajak seluruh peserta bedah buku untuk lebih memahami sejumlah kelompok atau firqoh di luar Aswaja. Pasalnya, sebagian warga nahdhiyin pun saat ini ada yang merangkap menjadi pengurus kelompok-kelompok tertentu di luar NU.

"Ya dalil dan amaliahnya itu Aswaja, Cuma bedanya dengan NU, mereka lebih banyak nahi Munkarnya dari pada amar ma'rufnya," tambahnya.

Sebelumnya, kegiatan ini dibuka oleh Wakil Bupati Jombang, Nyai Hj Munjidah Wahab yang sekaligus sebagai Ketua PC Muslimat NU di Kota Santri ini.

Hadir pada kesempatan itu Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang (PC) Nahdhatul Ulama (NU), KH Isrofil Amar dan beberapa jajaran pengurus yang lain, Ketua PC Pergunu Ahmad Faqih, beberapa PC Muslimat NU serta sejumlah peserta bedah buku. (Syamsul Arifin/Abdullah Alawi)