Pringsewu, NU Online
Mustasyar PCNU Kabupaten Pringsewu Kiai Mahfudz Ali mengatakan bahwa NU memiliki prinsip tasamuh yaitu toleransi dan saling menghormati sebagaimana dicontohkan oleh para Walisongo ketika menyebarkan agama Islam di tanah air. Mereka tidak menggunakan kekerasan dan cara radikal serta memaksakan masyarakat untuk memeluk Islam pada waktu itu.<>
"Toleransi di sini dalam artian menghormati bukan membenarkan," tegasnya. Lebih lanjut Kiai Mahfudz menjelaskan bahwa NU tetap mengadopsi dan menghormati budaya lokal yang ada selama tidak bertentangan dengan agama.
Pesan tersebut disampaikan ketika mengisi materi pada kegiatan rutin lailatul ijtima' sekaligus dalam rangka memperingati Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW yang dilaksanakan oleh Majelis Wakil Cabang NU Kecamatan Pringsewu, Sabtu 16/05/15.Â
Dengan prinsip tasamuh ini, tidak mengherankan jika NU di Indonesia memiliki banyak model atau kemasan dalam beribadah dengan mengadopsi budaya yang ada. Kesemua kemasan ibadah seperti yasinan, Â haul, Â Barjanzi pada intinya adalah dzikir, shalawat untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Oleh karena itu Kiai Mahfud berpesan kepada warga Nahdliyin untuk terus mewariskan NU kepada generasi selanjutnya. Para orang tua harus waspada dengan aliran aliran baru, keras dan cenderung radikal yang membidik para generasi muda saat ini. Mereka sering memanfaatkan lembaga pendidikan formal untuk menyebarkan faham mereka.
Kelompok ini, lanjut Kiai Mahfud, sering mendoktrin para pemuda menggunakan rasio atau akal sehingga para pelajar, yang rata-rata masih berfikir secara rasional akan mudah terbawa. Padahal tidak semua dalam agama dapat terjangkau oleh akal. Seperti contoh Kejadian Isra' Mi'raj yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW adalah kejadian yang di luar akal kita.Â
"Kejadian ini harus kita imani atau kita percayai walaupun hal tersebut irasional," tegasnya.
Dipenghujung penyampaiannya, Kiai Mahfudz memberikan solusi agar para generasi muda tidak mudah terbawa oleh perkembangan zaman dengan mendidik selain di sekolah juga di pesantren.Â
"Di pesantren, aman akhlaqnya dapat ilmu pengetahuannya," terangnya.
Kegiatan yang rutin dilaksanakan setiap Sabtu Malam Ahad manis kali ini mengambil tempat di Masjid KH Sobari Pringkumpul Pringsewu. Hadir pada acara lailatul ijtima segenap pengurus MWC NU Kecamatan Pringsewu, Pengurus Ranting MWC se-Kecamatan Pringsewu dan masyarakat yang ada di sekitar Masjid Sobari Pringsewu.(muhammad faizin/mukafi niam)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Larangan Pamer dan Bangga dengan Dosa-dosa
2
Khutbah Jumat: Membumikan Akhlak Nabi di Tengah Krisis Keteladanan
3
Khutbah Jumat: Sesuatu yang Berlebihan itu Tidak Baik, Termasuk Polusi Suara
4
Trump Turunkan Tarif Impor Jadi 19 Persen, Ini Syarat yang Harus Indonesia Penuhi
5
Khutbah Jumat: Meneguhkan Qanaah dan Syukur di Tengah Arus Hedonisme
6
Sejumlah SD Negeri Sepi Pendaftar, Ini Respons Mendikdasmen
Terkini
Lihat Semua