Daerah

Kerukunan Antartokoh Penting untuk Keamanan Papua

Kam, 22 Agustus 2019 | 11:15 WIB

Kerukunan Antartokoh Penting untuk Keamanan Papua

Pertemuan antartokoh agama di Jayapura

Jayapura, NU Online 
Gelombang  ujukrasa  yang melanda Papua, Senin (19/8) mengkhawatirkan semua pihak. Namun di ibu kota Provinsi Papua ini, yakni Jayapura, relatif aman meski peserta unjuk rasa juga bejibun.

“Salah satu kuncinya adalah karena NU, Muhammadiyah, dan para tokoh dari 5 agama,  komunikasinya lancar, sering bertemu untuk membahas dan menjaga keamanan,” ungkap  Ketua PCNU Kabupaten Jayapura, Papua, Ustadz Zaenuri Thoha sebagaimana rilis yang diterima NU Online, Kamis (22/8).

Menurutnya, dialog antartokoh agama sangat membantu kondusivitas di Jayapura. Apalagi saat ini sudah terbentuk Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Jayapura.  
 
Dikatakannya, kerukunan antartokoh agama sangat penting bagi kondusivitas suatu daerah. Sebab bagaimanpun, tokoh agama masih menjadi panutan bagi masyarakat.

“Jadi komunikasi antartokoh agama jangan sampai tidak jalan. Mereka juga panutan di wilayahnya masing-masing,” jelasnya.

Ia menambahkan, peserta unjukrasa di Jayapura mayoritas adalah penduduk dari daerah yang berdomisili di kota (Jayapura) karena tuntutan pekerjaan dan lain-lain. Sedangkan yang tinggal di Kabupaten Jayapura adalah rata-rata masyarakat pantai dan pendatang.

“Walaupun begitu, insyaallah tetap aman. Penjagaan dari aparat keamanan juga maksimal,” lanjutnya. 

Dikatakannya, frekuensi pertemuan para tokoh masyarakat dan tokoh lintas agama akan ditingkatkan.

“Kami para tokoh sudah sepakat untuk sering bertemu,” ungkapnya.  

Ustadz Zaenuri menyatakan, NU diterima dengan sangat baik oleh masyrakat Papua. Sebab mereka menilai NU merupakan organisasi keagamaan yang cukup moderat dalam menyikapi masalah kebangsaan dan keagamaan. Sikap NU yang sangat menghargai perbedaan agama dan mengayoni kelompok minoritas, merupakan point tersendiri bagi masyarakat Papua.

“Jadi saya kira NU itu di mana-mana diterima, karena posisi NU bukan ancaman bagi budaya setempat,” urainya.

Pewarta: Aryudi AR
Editor: Abdullah Alawi