Daerah

Keikhlasan Mbah Kholil Bangkalan di Mata Pengusaha

Sab, 15 Februari 2020 | 14:00 WIB

Keikhlasan Mbah Kholil Bangkalan di Mata Pengusaha

Pengusaha Muda NU asal Pamekasan saat foto bersama di depan Masjid Syaikhona Kholil Bangkalan, Jumat (14/2). (Foto: NU Online/Sulaiman)

Bangkalan, NU Online

Syaikhona Kholil bin Abdul Latief merupakan sosok ulama yang mempunyai keikhlasan luar biasa. Ulama yang dikenal sebagai guru Mbah Hasyim Asy'ari ini dinilai sebagai sosok yang selalu mendasari perjuangan atau usahanya dengan keikhlasan dan mendahulukan nilai manfaat terhadap orang lain.

 

Hal tersebut diungkapkan Pengusaha Muda NU asal Pamekasan, Jawa Timur, Fathorrahman saat menziarahi makam insiator berdirinya Nahdlatul Ulama tersebut di Bangkalan, Madura, Jumat (14/2).

 

Menurutnya, dari beberapa referensi yang ada, Mbah Kholil Bangkalan, begitu biasa disebut, adalah sosok ulama yang tanpa pamrih, dan semata-mata mengharap ridlo Allah.

 

“Ini yang patut kita tiru dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, tidak terkecuali dalam menjalani usaha," tegasnya saat dihubungi NU Online.

 

Wakil Sekretaris PC Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Pamekasan, Jawa Timur itu menambahkan, bila segala sesuatu sudah didasari dengan keikhlasan, hasil yang didapatkan bukan hanya dunia saja, tetapi keberkahan di akhirat juga diraih.

 

"Kalau melakukan sesuatu dibarengi dengan keikhlasan, kita akan mendapatkan double, keberkahan dunia dan akhirat," jelas salah satu Alumnus Pondok Pesantren Raudlatun Najiyah Lengkong, Bragung, Guluk-guluk Sumenep tersebut.

 

Fathorrahman mengaku memilih menjadi pengusaha agar bisa membantu dalam pemberdayaan ekonomi umat. Dengan berwirausaha, akan menciptakan lapangan pekerjaan baru untuk mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan.

 

"Melalui wirausaha setidaknya dapat membantu mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan. Jadi keberadaan kita jelas bermanfaat bagi orang lain. Ini termasuk nilai sosial yang dapat kita lakukan di era yang sudah serba kemajuan ini," lanjutnya.

 

Selain itu, pria yang akrab disapa Oong itu menginginkan, dunia pasar tidak hanya dikuasai asing. Pribumi harus mengambil peran lebih banyak, sehingga tidak menjadi kacung di negeri sendiri.

 

"Ke depan, kita akan melakukan pelatihan-pelatihan yang sekiranya bisa menumbuhkan skill dari para pemuda, sehingga dapat bersaing dan merasakan kemerdekaan ekonomi yang sebenarnya," paparnya.

 

Terpenting pula, pihaknya bukan hanya memperkaya diri, namun bisa ambil bagian membesarkan jam'iyah An-Nahdliyah.

 

"Ini komitmen perjuangan kita dalam upaya menuju kemandirian NU," pungkasnya

 

Kontributor: Sulaiman

Redaktur: Aryudi AR