Daerah

Kecantikan dan Kegagahan Tak Laik Diagungkan

Sel, 12 Februari 2019 | 07:00 WIB

Jember, NU Online
Satu-satunya ‘musuh’ yang tak bisa dilawan adalah penuaan. Sebab, penuaan pasti terjadi seiring bertambahnya umur manusia. Karena itu, jangan pernah galau karena perubahan yang terjadi pada diri.

Demikian diungkapkan Ustadz Abdurahman Al-Jambuany saat memberikan tausiyah dalam Pengajian Muslimat NU di Desa Glagahwero, Kecamatan Kalisat, Jember, Jawa Timur, Senin (11/2) malam.

Menurutnya, proses penuaan manusia terjadi secara alami. Meski diupayakan dengan cara apapun, umur manusia tak bisa dihambat, dan akan diikuti dengan perubahan diri menuju tanda-tanda penuaan.

“Yang asalnya gagah dan tampan, akhirnya akan lemah tak berdaya dan tidak tampan lagi. Yang asalnya cantik, akhirnya akan hilang sama sekali kecantikannya. Itu sudah pasti. Tidak bisa dilawan,” tukasnya.

Pengasuh Pesantren Nurul Huda, Kalisat itu selanjutnya mengurai tentang fase-fase dalam kehidupan manusia. Dikatakannya, masa tua adalah fase terakhir yang pasti dijalani manusia (jika tidak mati muda). Seraya menukil Imam Al-Qurtubi dalam kitabnya, Al-Jami’ul Ahkamil Qur’an, Ustadz Abdurahman menyebut bahwa manssuia masuk dalam kategori tua jika sudah melewati umur 40 tahun.

“Berdasarkan itu maka siapa saja yang telah lebih umur 40 tahun, ia termasuk dalam fase terakhir dalam kehidupannya, tua,” urainya.

Dalam fase tersebut, kekuatan fisik sedikit demi sedikit mulai melemah, ketajaman penglihatan mata mulai berkurang, sehingga dibutuhkan alat bantu untuk melihat. Daya ingat juga menurun, kulit mulai keriput dan rambut pun lambat laun memutih.

“Kalau sudah seperti itu, mau apa manusia. Kecantikan dan ketampanan serta kegagahan tak laik diagungkan. Yang pantas  diagungkan adalah amal baik untuk  bekal mati,” ujar Ustadz Abdurahman.

Berikutnya setelah masa tua, akan disusul dengan kematian. Kematian merupakan ujung dari kehidupan manusia di alam fana.

“Menurut Nabi Muhammad, usia manusia antara 60 hingga 70 tahun. Ada yang lebih dari 70 tahun tapi sedikit,” jelasnya.

Pengajian tersebut adalah  pengajian rutin muslimatan, yang pesertanya didominasi oleh wanita lanjut usia (lansia) dan janda (Red: Aryudi AR).