Daerah

Ke Masjid Riyadh Surakarta, Sempatkan Ziarah ke Makam Tokoh Ini

Rab, 10 Januari 2018 | 13:01 WIB

Ke Masjid Riyadh Surakarta, Sempatkan Ziarah ke Makam Tokoh Ini

(via tribunnews.com)

Surakarta, NU Online
Mengikuti acara haul muallif (pengarang) kitab maulid Simtuddurar Habib Ali bin Muhammad bin Husein Al-Habsyi di Gurawan Pasar Kliwon Surakarta, tentu terasa kurang lengkap apabila belum berkunjung ke sebuah ruangan kecil yang terletak di sebelah selatan Masjid Riyadh.

Pada saat momentum haul, hampir selama 24 jam ruangan tersebut disesaki para pengunjung dari berbagai daerah yang silih berganti datang untuk berziarah.

Di dalam ruangan tersebut, terdapat tiga makam para keturunan Habib Ali, yakni makam Habib Alwi bin Ali Al-Habsyi, dan diapit dua makam lainnya; Habib Anis bin Alwi al-Habsyi dan Habib Ahmad bin Alwi Al-Habsyi.

Nama pertama yang disebut merupakan putera kandung Habib Ali. Habib Alwi hijrah ke Indonesia untuk berdakwah, dan pada akhirnya pada tahun 1355 H ia mendirikan sebuah masjid di Surakarta. Masjid tersebut diberi nama sama dengan masjid yang didirikan oleh ayahnya di Hadhramaut, yakni Masjid Riyadh.

Sedangkan dua nama berikutnya, merupakan putera Habib Alwi atau cucu dari Habib Ali Al-Habsyi. Habib Ahmad lahir ketika ayahnya masih di Hadramaut, lain halnya dengan adiknya, Habib Anis yang lahir di Indonesia. Keduanya meneruskan perjuangan para leluhurnya, sebagai dai.

Selain pada acara haul, ketiga makam tersebut setiap harinya hampir tidak pernah sepi dari peziarah. Bahkan, terkadang datang rombongan bus dari luar daerah. Hal yang tidak jauh berbeda dengan makam para Walisongo.

Menurut keterangan dari salah satu orang yang pernah nyantri kepada Habib Anis, KH Ahmad Baidlowi, peziarah paling banyak yang datang pada malam Jum’at. “Khususnya pada malam Jum’at Legi, saat diadakan rutinan pembacaan kitab maulid Simtuddurar,” terang pengurus PCNU Sukoharjo itu.

Pada kesempatan itu, setidaknya ada ratusan pengunjung yang ikut hadir untuk ngalap berkah dari berziarah dan pembacaan sholawat nabi. (Ajie Najmuddin/Alhafiz K)