Daerah

Katib NU Jember: Tak Ada Alasan Muslim Tak Berpuasa

NU Online  ·  Senin, 13 Juni 2016 | 09:32 WIB

Jember, NU Online
Katib Syuriyah PCNU Jember Kiai MN Harisudin menyatakan bahwa tidak ada alasan bagi orang Islam untuk tidak berpuasa. Semua orang Islam yang sudah baligh dan berakal, tanpa kecuali, dipandang sudah tahu hukum Islam terkait puasa. Oleh karena itu, jika ia tidak berpuasa Ramadhan dengan alasan tidak tahu, hal yang demikian itu tidak diperkenankan.

Demikian disampaikan Kiai MN Harisudin dalam pengajian Subuh di Masjid Agung Al-Baitul Amien Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (13/6). Lebih dari 150 jamaah masjid yang menghadiri majelis ta’lim tersebut.

“Seperti orang naik mobil, dia memaksa terus berjalan ketika lampu merah, kemudian dia ditangkap polisi. Orang yang melanggar ini lalu mengatakan bahwa ia tidak tahu kalau lampu merah harus berhenti. Tentu, polisi ini tidak mau tahu dengan alasan tersebut. Orang yang melanggar ini tetap ditilang. Nah, demikian juga dengan orang Islam. Dia tidak boleh beralasan, ‘maaf saya tidak tahu kalau zina itu haram. Saya tidak tahu kalau puasa itu wajib. Demikian seterusnya,” kata Kiai MN Harisudin yang juga kepala Prodi Hukum Pidana Islam-Hukum Tata Negara Fakultas Syari’ah IAIN Jember.

Dalam Islam, menurut pengasuh Pondok Pesantren Darul Hikam Mangli Kaliwates Jember ini, hanya ada dua orang yang ditoleransi yang disebut dengan jahil ma’dzur. Pertama, orang yang baru masuk Islam. Kedua, orang yang jauh dari ulama.

“Jika dua orang ini beralasan, maka masih ditoleransi dalam Islam. Karena memang keadaan mereka berdua memang layak dimaafkan,” jelas kiai muda yang juga Sekretaris YPNU Universitas Islam Jember tersebut.

Lebih lanjut, Kiai M.N. Harisudin menyebut ada sejumlah udzur yang menyebabkan orang tidak berdosa ketika meninggalkan puasa. “Mereka adalah orang yang haid, nifas, orang musafir, orang yang sakit, orang yang lanjut usia, orang yang hamil dan orang yang menyusui. Kalau mereka tidak puasa, dimaafkan. Bahkan ada yang haram berpuasa yaitu orang yang haid dan nifas,” ujar penulis banyak buku yang juga Ketua Bidang Intelektualitas dan Publikasi Ilmiah IKA-PMII Jember tersebut.  (Anwari/Mahbib)