Jombang, NU Online
Terorisme sangat berutal dalam melakukan aksi-aksinya, tidak hanya non muslim yang menjadi sasaran, warga muslim juga jadi sasaran aksi kebiadaban mereka.
Diungkapkan oleh Kapolres Jombang AKBP Fadli Widiyanto kenapa mereka tidak memilih dan memilah saat hendak melakukan aksi terornya. Menurutnya, sikap itu sangat dipengaruhi oleh aliran atau ideologi yang biasa disebut dengan aliran takfiri, yakni siapapun yang tidak sejalan dengan aliran mereka dianggap kafir dan halal darahnya.
"Korbannya bukan hanya masyarakat non muslim saja, namun juga muslim jadi sasaran mereka. Aliran mereka sudah aliran takfiri, siapa saja yang tidak sepaham dengan aliran mereka maka halal darahnya walaupun sesama muslim," katanya saat elemen masyarakat Jombang gelar Aksi 1000 Lilin, Selasa (15/5) malam.
Selanjutnya pria yang kerap disapa Gus Fadli ini juga mengurai kenapa Polri yang lebih masif diserang kelompok teroris. Menurut pandangannya, sebab pihak kepolisianlah yang menjadi salah satu aparat pemerintah yang selalu menghalangi kehendak atau aksi-aksi mereka, sehingga untuk memuluskan aksinya, pihak kepolisian harus diserang terlebih dahulu.
"Sasaran kedua adalah Polri serta markas-markas Polri karena tugas kami adalah melakukan penegakan hukum, dan melakukan penangkapan terhadap kelompok mereka," jelasnya.
Kendati begitu, dirinya menyatakan tidak sedikitpun gentar menghadapi aksi-aksi terorisme di Bumi Indonesia ini. Pasalnya, hal itu sudah menjadi tugas yang diberikan negara dalam menjaga stabilitas bangsa dan negara itu sendiri.
Kepada warga Jombang, Gus Fadli menyatakan, bahwa aksi terorisme tidak dibenarkan oleh agama apapun. Mereka (teroris, red) hanyalah berlindung di balik nama agama yang sebetulnya sangat mencoreng nama agama itu sendiri.
"Kita sepakat, bahwa mereka bukan Islam tapi mereka adalah pembunuh manusia yang berkedok di balik agama. Islam mengajarkan rahmatan lil alamin, mengajarkan untuk menghormati kehidupan," ucapnya. (Syamsul Arifin/Muiz)