Daerah

Kader IPNU-IPPNU Kaji Profil KH Hasyim Asy’ari

NU Online  ·  Rabu, 2 Januari 2013 | 08:31 WIB

Tegal, NU Online 
Mungkin semua orang sudah mafhum bahwa Kiai Haji Hasyim Asy’ari adalah pendiri Nahdlatul Ulama, tapi tidak banyak orang tahu profil lengkap dan ketokohan Mbah Hasyim? Karenanya Pimpinan Anak Cabang (PAC) Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Kecamatan Dukuhwaru Tegal menggelar kegiatan study khusus tentang KH Hasyim Asy’ari.<>

Kegiatan diselenggarakan pada Ahad (30/12) lalu di di SMK  Baitun Nur Al maktubiyah Kalisoka dengan narasumber Pengurus Cabang Lembaga Pendidikan Ma’arif NU Kabupaten Tegal HMuslikh

Dalam pengantarnya Muslikh menjelaskan bahwa mbah Hasyim itu merupakan keturunan orang-orang besar dan mulia diantaranya adalah Raja Pajang yaitu JokoTingkir atau mas Karebet. Mbah Hasyim juga merupakan keturunan dari salah satu wali songo yaitu sunan Giri atau raden Ainul Yaqin . 

“Nampaknya dari keturunan orang-orang hebat ini sampai juga kepada kakek dan ayahnya yang merupakan para pemimpin pesantren. Kakekya Kiai Ustman adalah pendiri pesantren Nggedang sebelah utara Jombang dan ayahnya adalah pemimpin pesantren Keras yang berada di sebelah selatan Jombang. Dua orang inilah yang menanamkan nilai dan dasar Islam secara kokoh kepada Hasyim,” jelasnya.

Dikatakan Muslikh, dalam pengembaraan ilmu Kiai Haji Hasyim Asy’ari atau yang sering biasa disebut Mbah Hasyim atau Hadrotus Syaikh juga pernah seguru dengan pendiri Muhammadiyah Ahmad Dahlan ketika perguru dengan Syaikh Ahmad Khatib Minangkabau. Diantara guru mbah Hasyim adalah Syaikh Mahfudz at Tarmasi, Syaikh  Ahmad Amin Aththar, Syaikh Ibrahim Arab, Syaikh Said Yamani, Syaikh Rahmatullah, Sayyid Abas Maliki dan banyak lagi guru yang lainya. 

Dalam makalahnya Muslikh juga menulis tentang dialog yang berlangsung antara dua ulama besar yaitu KH. Muhammad Hasyim Asy’ari dengan KH. Mohammad Cholil. Kata Kiai Cholil, begitu kiai dari Madura inii populer  dipanggil, “Dulu saya memang mengajar tuan. Tapi hari ini , saya nyatakan bahwa saya adalah murid Tuan.” 

Kiai Hasyim menjawab, “Sungguh saya tidak menduga kalau Tuan Guru akan mengucapkan kata-kata yang demikian. Tidaklah Tuan Guru salah raba berguru kepada saya, murid Tuan Guru sendiri, murid Tuan Guru dulu, dan juga sekarang. Bahkan akan tetap menjadi murid Tuan Guru selama-lamanya.”. 

Tanpa merasa tersanjung, Mbah Cholil bersikeras dengan niatnya. “Keptusan dan hati kami sudah tetap, tiada ditawar atau diubah lagi, bahwa kami akan turut belajar disini, menampung ilmu-ilmu Tuan, berguru kepada Tuan,” katanya. Karena sudah hafal dengan watak gurunya, tak bisa berbuat lain selain menerima sebagai santri. 

Melihat kejadian-kejadian ajaib itu, kata Muslikh, tidak salah bahwa kaia Hasyim pantas sekali menjadi maha guru panutan kita sebagai warga NU.

Ketua PAC IPNU Kecamatan Dukuhwaru Faizal Ali mengatakan, sengaja seminar dan temu alumni digelar mengambil Tema mengkaji Profil Kiai Hasyim Asy’ari. Hal ini dilakukan agar kader-kader muda NU lebih dekat lagi dengan sang guru.

“Kami juga beranggapan bahwa kader-kader pemula di NU itu perlu didekatkan dengan oarang yang mendirikan NU itu sendiri jadi mereka lebih tahu bagaimana figurnya patut kita tauladani dan jadikan rujukan berfikir,” katanya. 

“Ini merupakan bagaian dari penguatan aqidah Ahlusunah waljamaah sehinngga kader-kader ini nantinya akan tetap setia terhadap cita-cita luhur para pendahulunya,” tambahnya.

Dalam kesempatan yang sama Ketua PAC. IPPNU Kecamatan Dukuhwaru Evi Mastuti mengatakan, pengurus ingin membuka mata ideologi kader dengan menggelar seminar kajian Tokoh ini. Diharapkan, para kader IPNU-IPPNU dapat meresapi apa yang berlangsung dalam diskusi seminar.

Koordinator kegiatan Ahmad Tobi’in  mengungkapkan, peserta yang mengikuti seminar ini berasal dari perwakilan Pimpinan Ranting IPNU-IPPNU Kecamatan Dukuhwaru dan Aumni Masa Kesetiaan Anggota (Makesta) yang telah digelar beberapa waktu lalau. 

“Ini sengaja dilakukan selain menyukseskan program juga sebagai tindaklanjut dari hasil inisiasi alumni Makesta. Peserta yang hadir ada 70 peserta dan program seminar ini akan secara simultan atau berkesinambungan,” katanya singkat.



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Abdul Muiz Tg.