Kader Ansor Situbondo Ngaji Aswaja ke Pesantren Nuris Jember
NU Online · Rabu, 21 Desember 2016 | 10:30 WIB
Jember, NU Online
Merebaknya aliran-aliran keagamaan yang menyimpang dari kultur arus besar masyarakat Indonesia, membuat sejumlah Pimpinan Anak Cabang (PAC) dan Pimpinan Ranting Gerakan Pemuda Ansor Banyuputih, Situbondo, Jawa Timur, merasa khawatir terhadap masa depan NU sekaligus Indonesia.
Karenanya, akhir pekan lalu mereka mengunjungi Pondok Pesantren Nuris, Antirogo, Jember untuk melihat secara langsung geliat “penyemaian” kader Aswaja di pesantren yang terletak sekitar 6 kilometer ke arah utara kota Jember itu. Tidak sekadar kunjungan, mereka secara khusus mengaji Ahlussunnah wal Jama’ah (Aswaja) ke pengasuh utama Nuris, KH. Muhyiddin Abdusshomad.
“Niat kami di sini memang ingin mengaji dan mendalami Aswaja. Sebab, Kiai Muhyiddin merupakan mahaguru panutan Aswaja di Nusantara ini,” ujar Shaleh, salah seorang PAC GP Ansor Banyuputih kepada NU Online, Rabu.
Menurut Shaleh, dewasa ini aliran Islam garis keras dan kelompok takfiri begitu deras mengguyur Indonesia. Mereka menyerang amaliah NU tidak hanya lewat udara (media sosial) tapi juga merongrong NU lewat darat. Secara kasat mata, mereka sudah berani menampakkan diri dan secara sporadis membuat kegiatan untuk memperkenalkan ajarannya di tengah-tengah masyarakat.
Jika gerakan mereka dibiarkan, katanya, bukan tidak mungkin masyarakat benar-benar akan terpengaruh propaganda yang mereka tebarkan. “Ini saya pikir bahaya. Karena mereka militan, agersif. Kalau mereka sudah kuat, tak segan-segan menggunakan kekerasan untuk memaksakan kehendaknya. Nah, sebelum ini menjadi masif, kami selaku pegiat Aswaja ingin mempertebal ilmu tersebut langsung kepada Kiai Muhyiddin,” tambahnya.
Ia bertekad untuk terus mendakwahkan Islam Nusantara yang merupakan inti dari ajaran Aswaja ala NU. Yaitu Islam yang moderat, penuh toleransi dan menjadi rahmat bagi seluruh alam. “Apa yang beliau amanahkan akan kami takdzimi, akan kami teruskan perjuangan beliau, terutama dalam menghahdapi aliran-aliran Islam garis keras,” jelasnya.
Selama dua hari, para kader NU tersebut mengikuti pengajian “Hujjah Aswaja” yang disampaikan langsung oleh Kiai Muhyiddin. Kepada mereka, ia berpesan agar dapat mengayomi umat. “Antum semua ustadz, yang hadir di sini, masyarakat antum di sana itu, adalah umat antum, kawal, ayomi, itu mereka semua umat antum,” tegasnya. (Aryudi A. Razaq/Mahbib)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Meraih Keutamaan Bulan Muharram
2
Koordinator Aksi Demo ODOL Diringkus ke Polda Metro Jaya
3
5 Fadilah Puasa Sunnah Muharram, Khusus Asyura Jadi Pelebur Dosa
4
Khutbah Jumat: Memaknai Muharram dan Fluktuasi Kehidupan
5
Khutbah Jumat: Meraih Ampunan Melalui Amal Kebaikan di Bulan Muharram
6
5 Doa Pilihan untuk Hari Asyura 10 Muharram, Lengkap dengan Latin dan Terjemahnya
Terkini
Lihat Semua