Daerah

Jurnal Mlangi Kupas Tradisi Riset di Pesantren

NU Online  ·  Jumat, 12 Juli 2013 | 01:02 WIB

Sleman, NU Online
Seolah ingin kembali mendulang kesuksesan dalam menerbitkan Jurnal edisi perdana pada bulan Mei lalu, Pesantren Aswaja Nusantara, Mlangi, Yogyakarta, kembali menyuguhkan sebuah jurnal, yang merupakan edisi kedua (Juli-September).<>

Mustafied, pengasuh Pesantren Aswaja Nusantara mengatakan, setidaknya terdapat empat hal, mengapa jurnal ini penting untuk dibaca. 

“Pertama, menunjukkan bahwa pesantren memiliki tradisi riset yang panjang dan kuat. Kedua, temuan sains dan teknologi mutakhir tidak dapat dilepaskan dari temuan riset para ilmuwan Islam klasik.”

“Ketiga, keniscayaan pesantren menuju pesantren-riset sebagai pijakan untuk menjawab problematika kontemporer. Keempat, jurnal ini memberi  gambaran apa itu pesantren riset, dari paradigm hingga strategi implementasi,” tuturnya dengan panjang lebar kepada NU Online, Rabu (10/7) sore. 

Dengan mengangkat tema utama “Pesantren, Riset Strategis Bangsa, dan Kondobhuwono”, edisi kedua jurnal tersebut menyajikan beberapa konten menarik. 

Dalam rubrik riset utama, jurnal ini menyajikan tiga tema. Pertama, mengupas sejarah research university dan transformasinya hingga saat ini di Barat. Kedua, tentang tradisi riset di lingkungan perguruan tinggi di Indonesia, mulai dari sejarah hingga prioritas riset yang ada. Ketiga, yaitu paradigma, orientasi ideologi riset ala pesantren (Pesantren-Riset). 

Tak kalah menarik dengan rubrik riset utama, dalam artikel utama, disajikan pula empat tema berbobot. Pertama, tentang dominasi global perguruan tinggi di Amerika. Kedua, dekolonisasi metodologi, pra-syarat riset berbasis kebutuhan bangsa. Ketiga, tradisi riset di lingkungan perguruan tinggi Islam, dan terakhir, tentang perguruan tinggi riset berbasis nilai-nilai pesantren.

Selain artikel utama, terdapat pula rubrik artikel lepas yang menyajikan tiga tema, yakni memperkokoh basis teologis pendidikan, konsep kepemimpinan sultan agung, dan penyelewengan makna jihad.

Dalam Kolom, terdapat tiga hal yang menjadi sorotan, yakni tentang neoliberalisme dan tantangan ilmu sosial, redupnya tradisi riset sejak dini, dan anak dan bahasa asing, kapan dipersuakan?

Sebagai pelengkap, terdapat pula rubrik Panorama Global yang mengangkat tema Arab Spring: Agama dan Teori Transisi Demokrasi Gelombang Keempat. Selain itu, esai sastra tentang genre sastra jahily turut pula di dalamnya. 

Adapun kitab yang direview kali ini adalah Ar Risalah: Embrio Ushul Fiqh. Sedangkan buku, yaitu senjakala integrasi-interkoneksi. Dalam tokoh yang menjadi sorotan dalam edisi kedua ini adalah Mbah Kiai Nur Iman dan Tuan Guru KH Zainuddin Abdul Madjid. 

Rencananya, jurnal tersebut akan dibedah usai lebaran nanti, di Universeitas Gadjah Mada (UGM) dan Universitas Islam Indonesia (UII). 

Bagi yang berminat dengan jurnal tersebut, dapat menghubungi 08156866002 atau bisa datang langsung ke Pesantren Aswaja Nusantara, Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta. 



Redaktur    : A. Khoirul Anam
Kontributor: Dwi Khoirotun Nisa’