Bandarlampung, NU Online
Menghadapi pilkada serentak yang akan digelar pada 2018 serta pileg dan pilpres, Ketua PWNU Provinsi Lampung KH. Sholeh Baijuri mengajak kepada seluruh lapisan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya secara bijak. Ia berharap jangan sampai calon yang dipilih merupakan sosok yang tidak bisa memimpin serta memanfaatkan kedudukannya untuk kepentingan pribadi.
"Ada kata bijak mengingatkan kita jangan memilih kucing didalam karung. Karena kenyataan yang terjadi pemimpin yang terpilih sejatinya bukan pemimpin tetapi pemain. Jadi pilihlah pemimpin bukan pemain," katanya dihubungi via telepon, Jumat (29/12).
Fenomena salah pilih ini bisa terlihat mulai dari proses sosialisasi dan tahapan pemilihan. Menurutnya yang terjadi masyarakat cenderung berfikir pragmatis dan oportunis serta tidak memilih dengan mengedepankan ideologis.
"Wirid kalah dengan duit, doa kalah dengan avanza, integritas kalah dengan isi tas," kata pria yang akrab disapa Kiai Sholeh ini.
Sehingga ketika sudah terpilih menjadi pemimpin lanjutnya, ia pun mengabaikan kepentingan dan aspirasi rakyatnya. Ia lebih dominan mendahulukan kepentingan diri, kelompok dan golongannya.
"Lebih mementingkan kolusi, korupsi dan nepotisme, janji politik tinggalah janji. Ini yang terjadi saat ini," ungkapnya seraya mengatakan bahwa zaman dulu banyak orang benar walaupun sedikit orang pintar. Namun zaman sekarang ini banyak orang pintar tetapi banyak yang tidak benar.
Saat ini ungkapnya, banyak sosok pemimpin yang sebenarnya memiliki integritas, kapabilitas dan elektabilitas namun harus kalah dalam pilkada dikarenakan faktor tidak adanya dukungan pendanaan.
"Karena nggak punya fulus, tidak terpilih. Tetapi yang terjadi sebaliknya. Siapapun yang punya duit yang terpilih. Untuk itu penting untuk kita perhatikan," tegasnya.
Ia mengingatkan berbagai akibat dari fenomena negatif ini dengan firman Allah SWT dalam surat Al A'raf ayat 96 yang artinya "Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya".
"Disinlah pentingnya keimanan dan ketakwaan seseorang calon pemimpin yang harus dimiliki. Disamping integritas, kapabilitas, dan elektabilitasnya. Tentu ini sangat sulit saat ini, tetapi setidaknya yang mendekati agar cita cita bangsa terwujud yakni mewujudkan kehidupan yang demokratis dan berkadilan berdasarkan pancasila dan UUD 45," ingatnya.
Oleh karenanya di tahun politik ini, Pengasuh Pondok Pesantren Raudlatus Sholihin Lampung Selatan tersebut mengajak seluruh elemen masyarakat untuk saling mengingatkan, hati hati, waspada serta menjaga kebersamaan dalam proses demokrasi sehingga tercipta situasi kondusif, aman tentram dan terkendali.
Ia juga menghimbau kepada seluruh masyarakat khususnya di Provinsi Lampung untuk menghindari fitnah black campaign, saling menjatuhkan dan hoaks.
"Kedepankan ahlaqul karimah dan santun dalam berpolitik," pungkasnya. (Muhammad Faizin/Zunus)