Daerah

Jangan Sampai Pesantren Jadi Kos-kosan

NU Online  ·  Sabtu, 23 Juni 2018 | 07:00 WIB

Jangan Sampai Pesantren Jadi Kos-kosan

ilustrasi pesantren

Jombang, NU Online
Salah satu tokoh Pondok Pesantren Kabupaten Jombang, Jawa Timur KH Sulton Abdul Hadi meminta pimpinan pondok pesantren untuk lebih serius mengurus lembaganya. Hal itu agar pesantren tak seperti kos-kosan.

"Saya tidak mengkritik, tapi mengingatkan jangan sampai pesantren beralih menjadi kos-kosan. Sebab tidak ada kegiatan mengaji dan keilmuan," katanya, Jumat (22/6).

Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Bahrul Ulum ini mengatakan pernah mendengar ada alumni pesantren yang sudah mondok bertahun-tahun tapi tidak bisa membaca Al-Qur'an. Hal ini tentu kontras dengan pesantren sebagai tempat belajar ilmu agama.

Fenomena ini membuatnya miris dan sedih. Apalagi Kiai Sulton mengaku sering mendapat keluhan dari wali santri yang curhat anaknya tidak bisa mengaji Al-Qur'an dan baca kitab kuning. Padahal para santri yang dititipkan ke pesantren diharapkan nanti bisa mendoakan keluarganya.

"Belum terlambat. Ayo semua yang punya pesantren sistem pengajarannya ditata, manajemennya diperbaiki dan evaluasi terus. Pesantren diurus dengan hati dan serius," tambah Kiai Sulton.

Dikatakan, pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional yang para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah bimbingan guru yang lebih dikenal dengan sebutan kiai dan mempunyai asrama untuk tempat menginap santri. Pesantren sudah berdiri jauh sebelum Indonesia merdeka. Seperti pesantren Bahrul Ulum yang berdiri pada tahun 1825 Masehi. 

Pondok Pesantren tempat belajar pekerti yang luhur serta berwawasan luas tentang ilmu keagamaan, sejarah maupun sosial, yang mengedepankan panca-panca yang dimiliki, sebagai contoh salah satu yang dapat membantu negara dalam pembelajaran serta akan membawa dampak positif bagi masyarakat itu sendiri.

"Kalau tidak mulai dari sekarang kita perbaiki tata kelola pesantren maka kedepan kita tidak melihat lagi pesantren sebagai pusat ilmu agama. Hanya tempat tidur dan bermain," tegas Kiai Sulton.

KH Sulton merupakan santri dari KH Sahal Mahfudz Kajen, Pati. Di Jombang sosok kiai sepuh ini dikenal ahli dalam ilmu fikih dan ushul fikih. Hingga kini ia masih mengajar di Madrasah Muallimin Muallimat Atas 6 tahun Jombang. (Syarief Rahman/Kendi Setiawan)