Daerah

Jangan Pernah Menghilangkan Sejarah Berdirinya NKRI

NU Online  ·  Kamis, 11 Mei 2017 | 14:56 WIB

Probolinggo, NU Online
A’wan PWNU Jawa Timur H. Hasan Aminuddin menegaskan tentang ajaran yang lengkap dan prospektif merupakan kandungan dari peringatan Hari Lahir (Harlah) ke-94  NU. Problema yang terjadi pada saat ini adalah masalah kebangsaan, sehingga warga NU mempelajari dan memahami tentang sejarah pada saat sebelum Indonesia merdeka hingga sampai menjadi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Hal tersebut disampaikan oleh H Hasan Aminuddin saat menghadiri peringatan Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW sekaligus peringatan Harlah ke-94 NU di halaman Kantor Cabang Dispendik Kecamatan Kuripan, Rabu (10/5) siang. “Janganlah pernah menghilangkan sejarah berdirinya NKRI,” tegasnya.

Menurut Hasan Aminuddin, sebenarnya hakikat dari peringatan dari Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ini adalah keseimbangan. Begitu juga dalam kehidupan harus ada keseimbangan agar bisa berjalan dengan baik.

“Kita butuh keseimbangan yang merupakan sebuah potret dari Isra' Mi'raj Nabi Muhammad SAW. Begitu juga ketika kita diberikan rejeki yang lebih itu juga wajib diberikan kepada orang yang berprestasi dan berpotensi,” katanya.

Hasan Aminuddin menegaskan bahwa nasab itu tidak bisa menjamin nasib, tetapi nasib bisa menjamin nasabnya. Oleh karena itu, sebagai orang tua harus memberikan dukungan dan bimbingan pada anak yang baik, tentunya pendidikan berupa ilmu dan agama. “Serta pendidikan akhlak haruslah dilakukan sebagai keutamaan untuk meningkatkan derajat dan dapat merubah kehidupan menjadi lebih baik,” pungkasnya.

Kegiatan ini dihadiri oleh Bupati Probolinggo Hj. Puput Tantriana Sari, Rais PCNU Kabupaten Probolinggo KH Jamaludin Al Hariri, Ketua MWCNU Kecamatan Kuripan H. Masduki, para pengurus Gerakan Pemuda Ansor, Muslimat NU, Fatayat NU, tokoh agama dan tokoh masyarakat se-Kecamatan Kuripan.

Pada kesempatan tersebut juga diserahkan bantuan sosial kepada anak yatim dan kaum dhuafa serta akta nikah kepada masyarakat yang belum memiliki surat nikah. Sekaligus bantuan dana untuk rehap masjid kepada pengurus musholla. (Syamsul Akbar/Abdullah Alawi)