Daerah

Jaga Protokol Kesehatan dan Pakai Daun Jati, NU Kencong Jember Sembelih Hewan Kurban

Jum, 31 Juli 2020 | 10:30 WIB

Jaga Protokol Kesehatan dan Pakai Daun Jati, NU Kencong  Jember  Sembelih  Hewan Kurban

Seorang petugas pengantar daging kurban PCNU Kencong Jember dengan daging dibungkus daun jati di tangan. (Foto: NU Online/Aryudi AR)

Jember, NU Online
Euforia dan kegembiraan yang  terjadi saat penyembelihan hewan kurban,  tidak membuat Pengurus Cabang  Nahdlatul Ulama (PCNU) Kencong, Kabupaten Jember, Jawa Timur abai terhadap  protokol kesehatan. Hal ini  dibuktikan dengan kesiapan panitia menggunakan masker  saat  menyembelih hewan kurban  di halaman kantor PCNU Kencong, Jumat (31/7) pagi.


Jauh-jauh hari PCNU Kencong  memang  menganjurkan panitia kurban untuk tetap mematuhi protokol kesehatan saat melaksanakan penyembelihan hewan, memotong-motongnya  hingga membagikannya kepada masyarakat. Selain anjuran penggunaan masker, di sekitar area penyembelihan  hewan kurban juga disediakan tempat cuci tangan dan sabunnya.


“Jadi kita tetap  menggunakan standar kesehatan saat berkegiatan menyembelih hewan kurban,” ucap Ketua PCNU Kencong, Kiai Zainil Ghulam di sela-sela acara tersebut.


Selain mematuhi protokol kesehatan,  panitia juga tidak menggunakan plastik untuk bungkus daging yang akan diberikan kepada masyarakat, namun memakai daun jati dengan tali pelepah pohon pisang.  Hal ini dimaksudkan untuk meminimalisasi penggunaan kantong  berbahan plastik yang  ternyata cukup berbahaya bagi kesuburan tanah.


“Dibuang di manapun,  plastik tetap utuh kecuali dibakar. Kalau dibuang  ke tanah, tanah tidak akan  subur.  Yang rugi kita semua, bukan cuma petani,” ungkapnya.


Alumnus Islamic Call College, Tripoli, Libya itu mengaku salut dengan  budaya warga desa yang dulu selalu menggunakan daun  jati untuk kemasan daging kurban. Katanya, dulu sehari sebelum Idul Adha, panitia sudah mencari daun jati untuk bungkus daging keesokan harinya.


Selain daun  jati, daun pisang dulu juga laku untuk pembungkus makanan kecil, dan sebagainya. Namun sekarang masyarakat  beralih ke plastik karena lebih praktis dan kuat dibanding daun.


“Ini sudah puluhan tahun warga berganti ke plastik untuk bungkus daging kurban dan bungkus lainnya, dan sekarang kita harus kembali lagi ke daun jati, karena itu memang lebih ramah lingkungan,” urainya.


Gus Ghulam menegaskan, pihaknya berkomitmen  untuk mendukung langkah pemerintah agar masyarakat mengurangi penggunaan  kantong plastik. Bahkan Idul Adha dua tahun yang lalu, PCNU Kencong sudah menggunakan daun jati sebagai bungkus daging kurban.


“Kita berusaha memberi contoh kepada masyarakat.  Kita yang menganjurkan  penggunaan kantong non plastik, dan kita juga yang pertama mempraktikkan,” pungkasnya.


PCNU Kencong  menyembelih 1 ekor sapi dan 6 ekor kambing, hasil dari urunan pengurus dan warga masyarakat.  Setelah daging dipotong-potong dan dibungkus dalam lipatan daun jati, lalu  didistribusikan kepada masyarakat dengan cara  door to door.


Pewarta: Aryudi AR
Editor: Ibnu Nawawi