Daerah

Jadikan Tantangan sebagai Pemicu Semangat Pengurus NU kian Meningkat

Ahad, 19 Januari 2020 | 11:30 WIB

Jadikan Tantangan sebagai Pemicu Semangat Pengurus NU kian Meningkat

Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung menggelar Konferensi ke-3. (Foto: NU Online/Faizin)

Lampung Selatan, NU Online
Majelis Wakil Cabang Nahdlatul Ulama (MWCNU) Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, Lampung menggelar Konferensi ke-3 MWCNU setempat di Pondok Pesantren Darul Mata'alimin, Desa Sinar Rejeki, Jati Agung, Ahad (19/1). Konferensi tersebut dihadiri segenap Ranting NU dan para tokoh NU Kecamatan Jati Agung.
 
Melalui konferensi tersebut, terpilih Kiai Muhammad Ishar sebagai Rais Syuriyah melalui mekanisme Ahlul Halli wal Aqdi (AHWA) sesuai Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Nahdlatul Ulama hasil Muktamar ke-33 di Jombang Jawa Timur. Sementara Kiai Salahuddin Mahfudz terpilih menjadi Ketua Tanfidziyah masa khidmah 2020-2025 melalui musyawarah mufakat.
 
Ketua Tanfidziyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupaten Lampung Selatan KH Nur Mahfudz yang hadir pada konferensi tersebut mengingatkan bahwa tantangan menjadi pengurus NU di era modern saat ini semakin kompleks dan sulit. Namun hal ini tidak boleh mengendurkan semangat pengurus dalam berkhidmah.
 
"Tantangan yang ada justru harus menjadi pemicu dan meningkatkan semangat dalam mengabdi sebagai pengurus. Kalau tidak ada tantangan maka tidak akan bisa besar dengan cepat," ujarnya dihadapan peserta konferensi.
 
Para pengurus juga harus benar-benar bersyukur bisa menjadi pengurus Jamiyyah Nahdlatul Ulama yang didirikan oleh para ulama nusantara. Keberkahan akan menanungi kehidupan para pengurus jika berkhidmah dengan ikhlas.
 
"Tidak semua orang bisa berkhidmah di NU. Niati dengan ikhlas bukan untuk memperbaiki NU tapi memperbaiki diri kita. NU sudah baik kita menjadi pengurus adalah untuk memperbaiki diri agar mendapat barakah dari para muassis NU," katanya.
 
Hal ini sesuai dengan pesan Hadratussyekh KH Hasyim Asy’ari yang menegaskan bahwa sispa saja yang mengurus NU maka akan dijadikan santrinya serta didoakan kehidupannya dan keluarganya akan barakah dan menjadi khusnul khatimah saat kembali pada Allah SWT.
 
Dalam berkhidmah, para pengurus juga ia harapkan bisa menjalin komunikasi dan koordinasi dengan baik untuk menyukseskan berbagai bidang program yang dicanangkan. Pengabdian sosial keagamaan, pengkaderan, dan program lain diingatkan untuk dapat dimaksimalisasi.
 
"Pengurus dan warga NU harus satu fikrah, satu amaliah, dan satu harakah dalam ber-NU. Al haqqu bila nidzamin qad yaghlibihul batil binnidzam. Kebenaran yang tidak terorganisir dengan baik bisa dikalahkan dengan kebatilan yang terorganisir dengan baik," tandasnya mengingatkan.
 
Pewarta: Muhammad Faizin
Editor: Syamsul Arifin