Samsul Huda
Kontributor
Demak, NU Online
Sudah saatnya organisasi-organisasi Islam termasuk Nahdlatul Ulama (NU) dikelola dengan prinsip-prinsip manajemen modern dengan memadukan potensi figur-figur panutan yang ada di dalamnya.
Ketua Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Kabupaten Demak, Jawa Tengah Muhammad Ali Maskun mengatakan, tantangan ormas-ormas Islam besar, terutama NU dan perangkat-perangkatnya ke depan semakin kompleks dan berat.
"Untuk menjawab problem besar, organisasi tidak cukup hanya mengandalkan potensi perorangan, tetapi harus melibatkan semua potensi untuk disinergikan," katanya.
Hal itu disampaikan Ali Maskun dalam sarasehan kajian Islam dengan tajuk 'Kepemimpinan Pemuda Islam' yang diselenggarakan Takmir Masjid Agung Demak di serambi masjid peninggalan Wali Songo, Kamis (17/9).
Dikatakan, agar organisasi tetap eksis dan mampu bertahan bahkan berkembang, dibutuhkan sinergitas semua potensi yang dimiliki sehingga terwujud sebuah tim kerja yang kuat atau super tim.
"Sebisa mungkin dihindari kepemimpinan one man show yang hanya mengandalkan kemampuan perseorangan. Karena sehebat-hebat atau sekuat-kuatnya seseorang pasti memiliki keterbatasan," ujarnya.
Dikatakan, organisasi besar tidak bagus kalau hanya dikendalikan dengan kepemimpinan model superman. Yang tepat adalah super tim karena beban kerja dan tanggung jawab akan terdistribusi secara proporsional tidak menumpuk pada seseorang saja.
Dia menambahkan, konsep super tim bukan menyingkirkan dan meniadakan sosok figur yang punya pengaruh besar. Justru manajemen super tim akan semakin mengokohkan kekuatan seseorang dalam mengelola rentang kendali organisasi.
"Bagi NU untuk mengaplikasikan manajemen super tim tidak akan menemui kesulitan, terlebih di era seperti sekarang ini. Sebagian kiai yang pada dirinya melekat nilai ketokohan besar justru berfikiran maju dengan mamandang bahwa amanat harus dipikul bareng atau bersama-sama," pungkasnya.
Ketua Takmir Masjid Agung Demak, KH Abdullah Syifa mengatakan prinsip-prindip manajemen modern sudah saatnya diterapkan untuk semua organisasi di era sekarang ini.
"Zaman terus berubah, organisasi harus mengimbangi agar tidak ditinggalkan anggotanya," pungkasnya.
Kontributor: Samsul Huda
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Penjelasan Nuzulul Qur’an Diperingati 17 Ramadhan, Tepat pada Lailatul Qadar?
2
Hukum Shalat Tarawih Tapi Belum Shalat Isya, Penting untuk yang Suka Datang Telat
3
Syekh Wahbah Zuhaili: Ulama Produktif Abad 20 Berjuluk Imam Suyuthi
4
Literasi Digital NU Bali Ajak Masyarakat Tingkatkan Toleransi untuk Membangun Harmoni
5
Kultum Ramadhan: War Takjil Kaum Nonis, Bangun Keharmonisan di Tengah Keragaman
6
194.744 Calon Jamaah Reguler Lunasi Biaya Haji, Masih Ada Sisa Kuota Haji 2024
Terkini
Lihat Semua