Daerah

Islam Sangat Akomodatif Budaya Lokal

Kam, 29 Desember 2016 | 01:24 WIB

Jember, NU Online

Islam adalah agama yang elegan, bisa beradaptasi dengan budaya dan tradisi sepanjang budaya itu tidak bertentangan dengan syar’iah. Ungkapan tersebut disampaikan Wakil Sekretaris PCNU Jember, Moch. Eksan saat memberikan bertaushiyah pada acara peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW di masjid Istiqlal, Dusun Curahwungkal, Desa Pace, Kecamatan Silo, Jember, Jawa Timur, Selasa malam (27/12).

Menurut ustad Eksan, munculnya tradisi yang khas dan penampilan shalawat Nabi yang dikreasi sedemikain rupa mengiringi peringatan Maulid Nabi Muhamamd SAW di berbagai pelosok tanah air membuktikan bahwa Islam Indonesia sangat kaya dengan budaya lokal.

“Semua itu dipersembahakan untuk mensyukuri diutusnya Nabi Muhammad SAW sebagai penutup di akhir zaman,” ucapnya.

Ia menambahkan, Islam bukan agama yang antibudaya. Islam malah berkontribusi terhadap budaya lokal baru yang akulturatif. Yaitu budaya Islam Nusantara yang khas dan unik dan menjadi khzanah kebudayaan dan peradaban Islam dunia. Tradisi peringatan Maulid  Nabi Muhammad SAW di Indonesia adalah mozaik budaya Islam Nusantara yang sulit dicari persepadanannya di negara manapun di dunia.

“Peringatan Maulid Nabi yang khas dan unik ini hanya ada di Indonesia. Ini menjadi bukti betapa Islam Nusantara adalah bagian dari potret Islam yang ramah terhadap budaya lokal, Islam yang membumi dengan budaya lokal,” jelasnya.

Di bagian lain, penulis beberapa buku itu menyitir ungkapan Bung Karno. Yaitu “Kalau mau jadi Hindu, jangan jadi orang India. Kalau mau jadi Islam, jangan jadi orang Arab. Tapi tetaplah jadi orang Indonesia”.

Menurut Ustadz Eksan, ungkapan tersebut menunjukkan betapa pentingnya bangsa Indonesia menjaga identitas budaya sendiri walaupun berdeda-beda agama. “Islam sangat menghargai perbedaan agama. Tapi Islam juga punya identitas yang harus dijaga. Begitu juga budaya. Indonesia punya budaya sendiri yang wajib dipelihara, apapun agama yang kita anut,” jelasnya.

Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW sekaligus Haul pendiri masjid Istiqlal, KH. Khalid At-Tamimi tersebut, juga dihadiri oleh Habib Ahmad Al-Kaff dari Banyuwangi dan ratusan muslimin-muslimat Kecamatan Silo. (Aryudi A. Razaq/Abdullah Alawi)