Daerah

Isak Tangis Shalat Id di Masjid Al Ghofilin Jember

NU Online  ·  Senin, 12 September 2016 | 08:37 WIB

Jember, NU Online
Melaksanakan ibadah shalat hari raya, baik Idul Fitri dan Idul Adha, di masjid ini, Anda akan mendengarkan suara serak sampai isak tangis. Suara sedu-sedan itu milik pelantun takbir. Bilal. Juga khotib. Bahkan imam shalat.

Tentu saja, suara itu memengaruhi jamaah. Meski tidak semua, tampak beberapa jamaah terbawa suasana. Ikut terisak menangis. Itu adalah gambaran selama penulis ikut shalat jamaah di masjid ini. Masjid dekat rumah.

Masjid ini tergolong baru berdiri. Mulai dibangun tahun 2013 dan selesai tahun itu juga. Namanya Masjid Al Ghofilin. Ia berada di kampung Panili, Kelurahan Jember Kidul, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember, Jawa Timur.

Di masjid ini beberapa artis sempat singgah. Di antaranya Opik, yang memang asli Jember. Artis ini sempat menginap beberapa hari bersama pria gondrong yang biasa dipanggil Ayah Oong.

Mengapa orang-orang itu menangis? Tidak perlu ditanya. Kita bisa jawab sendiri. Setidaknya, tangis itu ekspresi keharuan dalam meresapi makna hari mulia hari raya.

Seperti shalat Idul Adha hari ini. Pelantun takbir Gus Baikun, bilal Gus Birbik, imam shalat Gus Mukarom, dan khotib Gus Mambak yang menyampaikan cerita Nabi Ibrahim untuk "menyembelih" anaknya, Nabi Ismail. Semuanya menangis. Jamaahnya ikut. Jadinya lautan tangis.

Sang khotib menangis dan terhenti bicara ketika menirukan jawaban Nabi Ismail atas pernyataan ayahnya, Nabi Ibrahim.

"Wahai ayahku, kerjakan apa yang diperintahkan pada ayah. Insyaallah, ayah mendapatkan aku termasuk orang-orang yang sabar," begitu sepenggal kalimat di antara kalimat khotib yang diiringi tangis.

Penulis pun mengetik sambil menangis, dan sesekali menghapus air mata yang membasahi pipi.

Pengirim: Achmad Syaifuddin