Konsep kepemimpinan dalam Islam memiliki dasar yang sangat kuat yang juga di dalamnya didasari nilai-nilai transedental dan berpijak pada kedua sumber utama yaitu al-Qur’an dan As-Sunah. Ketika semuanya dijalankan dengan baik maka tidak perlu mencari pola kepemimpinan lain diluar konsep tersebut.
Sebagai contoh dari penerapan konsep tersebut adalah Rosulullah seorang pemimpin yang sangat disegani di dunia internasonal. Kepemimpinan yang seperti rosulullah itulah yang menjadikan tauladan bagi seorang pemimpin karena beliau merupakan pemimpin yang paling berhasil di dunia.<>
Demikian dijelaskan Dra. Nur Khasanah pada diskusi yang bertajuk mewujudkan kepemimpinan yang bersinergi di era globalisasi, dalam peringatan harlah Ikatan pelajar putri Nahdlatul ulama (IPPNU) ke-56 yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang IPPNU Kabupaten Tegal, Ahad (13/3) di Gedng PC.NU Kabupaten Tegal, Jalan Ahmad Yani Procot Slawi.
Kepemimpinan bersinergi, lanjut Nur Khasanah yang juga ketua PC. Fatayat NU Kabupaten Tegal, merupakan kunci keberhasilan dalam memimpin organisasi, sebagai upaya kongrit dari kepemimpinan bersinergi adalah jalinan kerjasama dalam berorgnisasi sehingga tidak merasa sendirian dalam mengelola organisasi. Ini penting dijalankan kerena tanpa adanya kepemimpinan yang bersinergi ruang lingkup kita menjadi menyempit dan kurang makna.
“Di era yang sudah tiada batas ini atau orang sering menyebut globalisasi, sekarang orang sudah tidak ada batasan berhubungan antar negara dengan modal yang tidak begitu banyak, sehingga informasi mudah didapat yang mengakibatkan kebudayaan mudah masuk , kalau kita tidak menyaringnya bisa-bisa kita ikut berjerumus dalam kubangan kebudayaan yang benilai negatif, untuk itu juga perlu pemimpin yang bermartabat yang bisa dijadikan tauladan bagi lingkungan organisasinya,” tukasnya.
Selain Nur Khasanah hadir juga pembina PC. IPPNU, Alfiyah Hamid, M.Pd. Ia mengharap diusianya yang semakin menua IPPNU mestinya lebih baik dalam segi kualitas maupun kuantitas. Karena telah belajar banyak dari berbagai peristiwa yang dialami.
“Sesuatu kalau tidak didasari dengan kasih sayang maka akan menjadikan beban tetapi sebaliknya perbuatan kalau didasari dengan cinta kasih maka akan menjadi kebanggaan dan ditunggu-tunggu, untuk itu berorganisasi harus diawali dengan rasa cinta sehingga tidak akan menjadi beban dan tanggungjawab yang berat," kata wanita yang pernah menjabat ketua PC. IPPNU tahun 1993-1995 .
Sementara wakil ketua PC. IPPNU Kabupaten Tegal, Al hafiyatus Sholiha mengatakan perlunya komitmen yang tinggi dalam mencari kepemimpinan, karena dari komitmen itulah dapat membuahkan kerja nyata dan solusi kontruktif dalam pergerakan IPPNU, ini menjadi sangat penting apabila seorang pemimpin dapat mengaplikasikanya.
“Sejarah mengatakan pejuang rata-rata lebih mementingkan kepentingan umum dibandingkan kepentingan pribadi, untuk mewujudkan itu tidak mudah karena membutuhkan latihan-latihan secara intensif dan ini juga penting bagi kita bagaimana belajar seperti itu dengan baik,” katanya
Hadir dalam kesempatan tersebut, 100 Peserta yang mewakili ranting dan pengurus anak cabang, beberapa pembina IPPNU Kabupaten Tegal. Bersamaan dengan kegiatan tersebut juga digelar Tasyakuran Harlah IPPNU ke-56. (miz)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Menyiapkan Bekal Akhirat Sebelum Datang Kematian
2
Khutbah Jumat: Tetap Tenang dan Berpikir jernih di Tengah Arus Teknologi Informasi
3
Resmi Dilantik, Berikut Susunan Lengkap Pengurus PP ISNU Masa Khidmah 2025-2030
4
Ramai Bendera One Piece, Begini Peran Bendera Hitam dalam Revolusi Abbasiyah
5
Innalillahi, Menag 2009-2014 Suryadharma Ali Meninggal Dunia
6
Pemerintah Umumkan 18 Agustus 2025 sebagai Hari Libur Nasional
Terkini
Lihat Semua