Daerah

IPNU Jatim Bentuk Instruktur Visioner

Ahad, 16 Juli 2017 | 11:31 WIB

Surabaya, NU Online
Kaderisasi merupakan roh organisasi, apalagi IPNU yang merupakan garda terdepan kaderisasi Nahdlatul Ulama (NU) sebagaimana pernyataan KH Hasyim Muzadi “IPNU-IPPNU merupakan organisasi kader, bukan organisasi massa. Maka kegiatan yang dilakukan harus 60% berorientasi pada kaderisasi”.

IPNU Jatim sadar betul akan pentingnya kaderisasi dalam IPNU, maka agar dapat melakukan kaderisasi dengan baik, dibutuhkan tim instruktur visioner yang diharapkan mampu untuk mengawal kaderisasi IPNU ke depan menjadi lebih baik, instruktur yang mampu memetakan dan menentukan arah kaderisasi yang berbasis kebutuhan, bukan keinginan. Dengan demikian IPNU Jawa Timur membuat pelatihan yang disebut latin (latihan instruktur) Jawa Timur. Demikian release yang dikirimkan ke NU Online.

Latin ini merupakan Latin pada zona II, yang terdiri dari 3 korda, yaitu metropolis, Madura dan pantura. Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari, mulai tanggal 11 sampai 14 Juli 2017 di SMK Wachid Hasjim Maduran Lamongan Jatim. Latihan ini mendatangkan pemateri nasional, untuk materi ideologi disampaikan oleh Kiai Ma’ruf Khozin. selain itu, hadir penulis buku kaderisasi IPNU, Samanhudi, dan mantan ketua PP IPNU sekaligus instruktur nasional Muchit Efendi.

Dalam latihan instruktur ini, peserta bukan hanya diajari teori, namun juga praktik, bandingannya adalah 40% teori, dan 60% praktik. Hal ini diharapkan para peserta setelah mengikuti pelatihan ini akan mendapatkan keterampilan langsung bagimana mengelola pelatihan mulai dari prapelaksanaan dan pascapelatihan. Selain itu, para peserta juga dibekali, materi keinstrukturan, falsafat dan prinsip pelatihan, metode dan media pelatihan, psikologi pelatihan dan juga metodologi evaluasi pelatihan.

Menurut Sekretaris Kaderisasi IPNU Jatim, Kegiatan ini diharapkan mampu menjadi penggerak perubahan dan eksistensi para pelajar, khususnya pelajar NU. sesuai dengan tema yang diangkat yaitu Membentuk instruktur visioner, demi eksistensi kader. “Mereka, setelah ini akan kita kontrol, bahkan kita mewajibkan kepada para peserta pascapelatihan untuk melakukan pancadharma Instrukur,” ungkap Mufarrihul Hazin. Red: Mukafi Niam